×
ABSTRAK
Kabupaten Klaten terkenal dengan tenun lurik sebagai salah satu Produk Unggulan Daerah (PUD). Pemkab Klaten telah melakukan upaya – upaya untuk menjadikan lurik sebagai ikon Kabupaten Klaten, diantaranya dengan peraturan pemakaian lurik sebagai seragam dinas PNS dan didirikannya monumen tenun ATBM di sudut kota. Untuk lebih memperkuat lurik sebagai ikon Kabupaten Klaten, Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) menggunakan sebuah strategi komunikasi.
Penelitian ini melihat bagaimana strategi komunikasi yang dilakukan Disbudparpora Kabupaten Klaten dalam memperkuat lurik sebagai ikon Kabupaten Klaten dan kendala apa saja yang dihadapi Disbudparpora Klaten dalam menjalankan strategi komunikasi guna memperkuat lurik sebagai ikon Kabupaten Klaten. Teori strategi komunikasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori dari Hafied Cangara yakni pemilihan komunikator, penentuan target sasaran, penyusunan pesan, dan pemilihan media. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode penarikan sampel dilakukan peneliti dengan menggunakan purposive sampling. Data diperoleh peneliti dengan melakukan wawancara mendalam dan studi literatur. Teknik analisis data meliputi reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan.
Dalam menetapkan komunikator, Disbudparpora Klaten memilih komunikator yang memenuhi aspek kredibilitas, daya tarik, dan kekuatan/kekuasaan. Dalam tahap penetapan target sasaran, Disbudparpora Klaten belum melakukan analisis kebutuhan khalayak dan pesan yang ingin disampaikan Disbudparpora Klaten belum dirangkum dalam sebuah tagline yang mudah diingat. Untuk saluran komunikasi, Disbudparpora Klaten telah melakukan penggunaan multimedia (cetak, elektronik, new media). Dalam hal kendala, Disbudparpora Klaten mengalami kendala seperti kurangnya sumber daya manusia, terbatasnya dana, dan publikasi internet yang belum maksimal.