×
Latar Belakang. Karies gigi merupakan penyakit infeksi pada jaringan keras gigi, yang meliputi email, dentin, dan sementum yang mengalami proses demineralisasi. Apabila karies tidak ditangani lebih lanjut, maka akan berkembang menjadi pulpitis reversibel, yang selanjutnya berkembang menjadi pulpitis ireversibel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil bakteri yang menyebabkan pulpitis ireversibel pada pasien yang dirawat di Poliklinik Gigi dan Mulut Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi Surakarta.
Metode. Penelitian ini bersifat observasional deskriptif yang bersifat kualitatif yang pelaksanaannya dibagi dua, yakni studi lapangan berupa pengambilan sampel gigi pasien pulpitis untuk mengetahui bakteri pada sampel tersebut, serta uji cross sectional deskriptif untuk menguji sensitivitas kedua antibiotik (ampisilin dan eritromisin) terhadap bakteri Streptococcus sp yang ditemukan. Penelitian ini berlangsung di dua tempat, yakni di RSUD dr. Moewardi Surakarta dan Laboratorium Mikrobiologi FK UNS selama dua bulan (April-Juni 2016). Proses pemilihan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling, yakni memilih sampel berdasarkan pertimbangan subjektif dan praktis. Penelitian ini menggunakan data primer yang berasal dari rekam medis pasien, buku register pasien yang berobat di Poliklinik Gigi dan Mulut RSUD dr. Moewardi Surakarta, dan dari hasil pemeriksaan swab gigi pasien dengan pulpitis ireversibel. Analisis data kemudian diuji secara kualitatif dalam bentuk tabel, diagram batang, maupun diagram lingkaran dengan fasilitas Microsoft Word dan Microsoft Excel 2007.
Hasil. Bakteri terbanyak yang ditemukan pada pasien pulpitis ireversibel di RSUD dr. Moewardi Surakarta adalah Staphylococcus sp. (36,36%) diikuti oleh Streptococcus sp. dan bakteri batang Gram-negatif (sama-sama 21,21%), bakteri batang Gram-positif (9,09%), Corynebacterium (6,06%), dan Diplococcus serta Candida albicans (3,03%). Lalu dari 9 sampel yang diuji, terdapat 4 sampel yang ditemukan bakteri Streptococcus sp. dengan hasil uji sensitivitas menunjukkan ampisilin sangat peka terhadap seluruh Streptococcus yang ditemukan diikuti eritromisin yang peka terhadap 50% sampel Streptococcus tersebut.
Kesimpulan. Staphylococcus merupakan bakteri terbanyak yang ditemukan pada pasien pulpitis ireversibel. Hasil tersebut tak lepas dari pengaruh usia, jenis kelamin, kualitas pengambilan sampel, lingkungan di sekitar sampel, serta tata cara pemberian antibiotik