×
Latar Belakang: Musik tradisional Jawa memiliki periodisitas musik yang mirip dengan musik klasik yaitu berkisar 30 detik. Musik dengan periodisitas tersebut diduga dapat meningkatkan memori spasial, namun masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan hal itu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh paparan musik tradisional Jawa terhadap fungsi memori spasial tikus putih (Rattus norvegicus).
Metode: Penelitian ini bersifat eksperimental murni yang dilakukan di Laboratorium Anatomi FK UNS. Sampel berupa tikus putih galur Wistar jantan, usia 14-21 hari. Sampel sebanyak 14 ekor yang diperoleh secara purposive sampling, dibagi dalam 2 kelompok secara acak yaitu Kelompok Kontrol (KK) dan Kelompok Perlakuan (KP) yang diberi perlakuan berupa paparan musik tradisional Jawa selama 28 hari. Tingkat memori spasial diuji melalui Morris Water Maze test. Pada hari ke-29 sampai 33, tingkat memori spasial diuji melalui tahap spatial learning test. Pada hari ke-34, dilakukan tahap probe test dan sensorimotoris test Data spatial learning test, probe test dan sensorimotoris test dianalisis dengan uji Independent T-Test dan Mann Whitney (? = 0,05).
Hasil: Rerata escape latency pada spatial learning test KK dibanding dengan KP hari ke-1 (35,07 ; 40,60 p=0,212) hari ke-2 (20,67 ; 19,85 p=0,569) hari ke-3 (12,32 ; 16,07 p=0,710b) hari ke-4 (15,78; 15,82 p=0,993) hari ke-5 (10,85; 7,71 p=0,156). Hasil probe test antara KK dan KP menunjukkan adanya perbedaan bermakna (13,12 ; 18,91 p=0,005). Hasil sensorimotoris test antara KK dan KP tidak menunjukkan adanya perbedaan bermakna (5,29 ; 4,71 p=0,647).
Simpulan: Paparan musik tradisional Jawa meningkatkan persistensi memori tetapi tidak berpengaruh pada escape latency yang terlihat dalam Morris Water Maze test.