×
ABSTRAK
Seiring perkembangan jaman, terjadi perubahan makna pada Tari Jaran Kepang. Demikian juga yang terjadi pada di Desa Pringsari, semula terjadi penyimpangan yang tidak sesuai dengan esensi kesenian tersebut. Penelitian ini mendiskripsikan pemaknaan terhadap Tari Jaran Kepang pada paguyuban Turonggo Mudho Lestari baik dari masyarakat maupun pelaku tari.
Teori yang digunakan yakni interaksi simbolik Herbert Mead. Asumsi dasar teori interaksi simbolik meliputi: manusia bertindak terhadap benda berdasarkan arti yang dimilikinya, (2) asal-muasal arti atas benda-benda tersebut muncul dari interaksi sosial yang dimiliki seseorang, (3) makna yang demikian ini diperlakukan dan dimodifikasikan melalui proses interpretasi yang digunakan oleh manusia dalam berurusan dengan benda-benda lain yang diterimanya.
Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Penelitian ini menggunakan purposive sampling dalam menentukan informan, dan menggunakan trianggulasi sumber. Adapun analisis data menggunakan model interaktif Miles-Huberman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat praktek komunikasi ritual pada pertunjukkan Tari Jaran Kepang Turonggo Mudho Lestari. Simbol Tari Jaran Kepang terdapat pada gerak, busana dan riasan, properti seperti ebeg serta sesaji, dan iringan musik. Keberadaan kesenian Tari Jaran Kepang Turonggo Mudho Lestari dimaknai secara berbeda-beda. Ada masyarakat yang kurang setuju dan ada yang mendukung. Sedangkan bagi anggota paguyuban Tari Jaran Kepang dimaknai sebagai kegiatan yang positif. Tindakan tersebut muncul berdasarkan makna seseorang terhadap Tari Jaran Kepang. Hal itu diperoleh melalui interaksi sosial. Seiring perkembangan paguyuban, makna terhadap Tari Jaran Kepang terus-menerus dinegosiasikan dan mengalami perubahan.