ABSTRAK

Berdasarkan data UNESCO, Indonesia menempati urutan kedua dari bawah dalam hal literasi. Terutama dalam kaitannya dengan sastra, diperlukan kemampuan terkait literasi agar keindahan yang ada pada karya sastra dapat dinikmati dan pesan yang terkandung dapat tersampaikan ke semua kalangan, termasuk penyandang difabel netra. Namun, fasilitas bagi difabel netra untuk mengakses sastra masih belum banyak. Maka dari itu, Komunitas Difalitera hadir untuk menghadirkan media alternatif bagi penyandang disabilitas tunanetra untuk mengakses literatur.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui proses komunikasi, teknik komunikasi, serta faktor pendukung dan penghambat proses komunikasi Komunitas Difalitera dalam meningkatkan literasi sastra pada difabel netra. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori perubahan sikap dari Carl L. Hovland dan teori pendekatan humanistik dari DeVito. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dan studi pustaka. Sementara itu, sampel diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling.

Penelitian ini menemukan bahwa proses komunikasi persuasif yang terjadi merupakan suatu proses komunikasi di mana pengurus dan relawan Komunitas Difalitera menyampaikan pesannya dengan pendekatan personal, sehingga terjalin sebuah komunikasi yang interaktif dan terbuka. Teknik komunikasi yang digunakan adalah teknik komunikasi persuasif seperti teknik integrasi, teknik pay-off, dan teknik icing. Adapun faktor pendukung dari proses komunikasi persuasif yang berlangsung, yaitu: (1) Kredibilitas dan keaktifan pembujuk; (2) Kecerdasan dan keterbukaan Persuadee sehingga menciptakan hubungan interaktif; (3) Pesan yang tersusun dengan menarik. Sedangkan faktor penghambatnya adalah: (1) faktor teknis; dan (2) hambatan perilaku.

Kata Kunci: proses komunikasi, persuasif, teknik komunikasi, literasi sastra, difabel netra