Penulis Utama : Mangantar David
NIM / NIP : S610906006
× ABSTRAK Pengembangan areal pertanaman kakao ke kawasan-kawasan yang kondisi lingkungannya tercekam kekeringan sangat perlu diantisipasi dengan mengetahui klon yang toleran dengan kondisi tersebut. Penelitian yang melibatkan empat klon kakao telah dilakukan di rumah kaca dan di laboratorium Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui toleransi keempat klon tersebut terhadap cekaman kekeringan. Penelitian ini menggunakan dua metode penyaringan, yaitu metode penyaringan dengan menggunakan larutan PEG (Poly Ethylene Glycol) 6000 dan metode penyaringan pengurangan kadar lengas tanah tersedia dari kapasitas lapang pada percobaan pot. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) tiga ulangan dengan perlakuan faktorial 4 x 4. Faktor jenis klon terdiri atas empat aras, yaitu klon ICS 60, GC 7, ICS 13, dan SCA 6. Faktor persentase kadar lengas tanah tersedia terdiri atas 100% (kapasitas lapang = kontrol), 75%, 50%, dan 25% kapasitas lapang, sedangkan faktor persentase kadar PEG terdiri atas 0% (aquadest; tanpa larutan PEG= kontrol), 15%, 20%, dan 25% (berat/volume). Pengamatan dilakukan terhadap dua belas variabel. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan menggunakan analisis varians, uji Duncan (DMRT) pada taraf 5%, dan analisis regresi. Besarnya keeratan hubungan antar sifat pada setiap variabel pengamatan dapat dilihat dari nilai koefisien korelasinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bibit kakao masih dapat tumbuh normal sampai kadar lengas tersedia 75% kapasitas lapang. Pada penelitian ini; bobot kering tanaman, kadar prolin daun, indeks vigor, dan daya kecambah merupakan tolak ukur yang baik untuk mengetahui toleransi tanaman kakao terhadap cekaman kekeringan. Berdasarkan toleransinnya terhadap kadar lengas rendah, klon SCA 6 merupakan klon yang paling tahan/toleran sedangkan klon ICS 60 merupakan klon yang paling tidak tahan/peka. Penyaringan ketahanan klon kakao terhadap cekaman kekeringan pada tingkat perkecambahan, sebaiknya menggunakan kadar larutan PEG 6000 pada konsentrasi 20%. Berdasarkan toleransinya terhadap kadar larutan PEG yang tinggi, klon SCA 6 merupakan klon yang paling toleran sedangkan klon ICS 60 merupakan klon yang paling tidak tahan/peka. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa peningkatan cekaman kekeringan meningkatkan kadar prolin dalam daun (r = 0,87). Klon yang toleran kekeringan menunjukkan kandungan senyawa prolin yang tinggi pula. Kadar prolin daun berkorelasi negatif sangat nyata dengan daya kecambah (r = -0,83) dan indeks vigor (r = -0,85). Bobot kering tanaman berkorelasi positif sangat nyata dengan daya kecambah (r = 0,71) dan indeks vigor (r = 0,75).
×
Penulis Utama : Mangantar David
Penulis Tambahan : -
NIM / NIP : S610906006
Tahun : 2008
Judul : Kajian ketahanan pada pertumbuhan awal beberapa klon kakao (theobroma cacao l.) terhadap cekaman kekeringan
Edisi :
Imprint : Surakarta - Pascasarjana - 2008
Program Studi : S-2 Agronomi
Kolasi :
Sumber : UNS-Pascasarjana Progdi. Agronomi-S.610906006-2008
Kata Kunci :
Jenis Dokumen : Tesis
ISSN :
ISBN :
Link DOI / Jurnal : -
Status : Public
Pembimbing : 1. Prof. Dr. Ir. Edi Purwanto, M.Sc
2. Dr. Ir. Samanhudi, M.Si
Penguji :
Catatan Umum :
Fakultas : Sekolah Pascasarjana
×
File : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.