×
Kebijakan fiskal dalam bentuk utang pemerintah menjadi perdebatan menarik dengan teori bernama Ricardian Equivalence. Hal ini dikarenakan Ricardian Equivalence Hypothesis kontras dengan teori Keynes. Ricardian Equivalence Hypothesis mengasumsikan bahwa mas yarakat berperilaku rasional, utang pemerintah tidak berpengaruh terhadap konsumsi masyarakat, utang pemerintah pada saat ini akan menyebabkan beban publik di masa depan, Ricardian Equivalence Hypothesis menjadi sebuah ketertarikan penguji di berbagai negara ASEAN dengan mayoritas negara berkembang. Studi ini akan menguji berlakunya Ricardian Equivalence Hypothesis di 6 negara ASEAN yaitu Indonesia, Malaysia, Fil ipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam dengan menggunakan data sekunder yaitu konsumsi rumah tangga, utang pemerintah, pertumbuhan ekonomi, pengeluaran pemerintah, dan penerimaan pajak. Penelitian ini menggunakan model panel pada masa setelah krisis Asia pada tahun 1998 dan krisis global pada tahun 2008. Hasil estimasi pasca krisis Asia menunjukkan variabel utang pemerintah, gross domestic bruto dan pengeluaran pemerintah memiliki pengaruh positif terhadap konsumsi rumah tangga sedangkan variable penerimaan pajak memiliki hubungan negatif terhadap konsumsi rumah tangga. Hasil estimasi pasca krisis global menunjukkan variabel gross domestic bruto memiliki pengaruh positif terhadap konsumsi rumah tangga sedangkan variabel utang pemerintah, pengeluaran pemerin tah dan penerimaan pajak, memiliki hubungan negatif terhadap konsumsi rumah tangga. Secara keseluruhan, jika dilihat dari utang luar negeri, Ricardian Equivalence tidak berlaku di Indonesia setelah krisis Asia pada tahun 1998 karena utang luar pemerintah memiliki pengaruh terhadap konsumsi rumah tangga. Sebaliknya, setelah krisis global pada 2008, Ricardian Equivalence berlaku di Indonesia karena utang pemerintah tidak memiliki pengaruh terhadap konsumsi.