×
Kemiskinan menjadi masalah fundamental yang dihadapi seluruh bangsa di dunia, terutama di negara sedang berkembang. Salah satu negara di ASEAN yang memiliki tingkat kemiskinan yang tinggi adalah Indonesia. Persentase penduduk miskin di Indonesia masih terkonsentrasi di Pulau Jawa sebesar lebih dari 50 persen, termasuk Jawa Tengah yang memiliki persentase penduduk miskin yang tinggi di Pulau Jawa. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dana alokasi khusus, belanja bantuan sosial, dan IPM terhadap kemiskinan di Jawa Tengah pada tahun 2014-2018. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan analisis data panel dengan data Provinsi Jawa Tengah sebanyak 35 Kabupaten/Kota selama 5 tahun yang diolah dengan program Eviews 9. Model estimasi data panel yang terpilih adalah Random Effect Model. Kemudian, tahapan analisis yang dilakukan yaitu uji asumsi klasik dan uji hipotesis.
Hasil analisis data panel menunjukkan bahwa dana alokasi khusus berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap kemiskinan, belanja bantuan sosial berpengaruh signifikan negatif terhadap kemiskinan, dan IPM berpengaruh signifikan negatif terhadap kemiskinan. Kemudian, nilai koefisien determinasi sebesar 0,5272 artinya variabel dana alokasi khusus, belanja bantuan sosial, dan IPM dapat menjelaskan variabel kemiskinan sebesar 52,72 persen sedangkan sisanya 47,28 persen dijelaskan oleh variabel lain di luar model penelitian. Program bantuan sosial yang tepat sasaran menjadi kunci dalam percepatan penanggulangan kemiskinan. Maka, untuk mempercepat penurunan kemiskinan pemerintah melalui Kementerian Keuangan dapat meningkatkan pemberian bantuan sosial karena dalam hasil penelitian ini bahwa variabel belanja bantuan sosial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemiskinan. Supaya penyaluran bantuan sosial lebih maksimal dan mampu menurunkan kemiskinan lebih besar maka menyusun alokasi bantuan sosial lebih memperhatikan tujuan, penerima, dan bentuk bantuan sosial yang akan diberikan agar lebih tepat sasaran.