ABSTRAK

Maharani Mega Sari, R0216060, 2020. Hubungan Kebisingan Kontinyu dan Kualitas Tidur Pekerja Unit Weaving di PT DMDT VII Karanganyar. Diploma 4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Sekolah Vokasi, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Latar Belakang: Kebisingan kontinyu merupakan salah satu faktor bahaya fisika yang dihasilkan oleh mesin weaving di industri tekstil. Intensitas kebisingan kontinyu yang melebihi nilai ambang batas dapat menyebabkan stres yang berimbas pada menurunnya kualitas tidur. Pada pekerja, hal tersebut dapat sangat mengganggu performa kerja sehingga memperbesar risiko kecelakaan kerja apabila tidak segera dilakukan penelitian lebih lanjut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan tidak langsung antara kebisingan kontinyu dan kualitas tidur yang dipengaruhi oleh stres kerja pada pekerja unit weaving di PT DMDT VII Karanganyar.

Metode: Penelitian ini menggunakan desain observasional analitik dengan pendekatan cross sectional dan teknik total sampling. Responden penelitian ini merupakan pekerja unit weaving di PT DMDT VII Karanganyar yang berjumlah 70 responden. Instrumen penelitian ini menggunakan alat sound level meter untuk mengukur intensitas kebisingan kontinyu, kuesioner HSE Stress Tools untuk mengukur tingkat stres kerja, kuesioner PSQI untuk mengukur kualitas tidur, formulir karakteristik responden, dan lembar informed consent. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data uji regresi linier sederhana melalui program SPSS versi 21 dan uji sobel melalui laman www danielsoper.com.

Hasil: Hasil uji regresi linear sederhana menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara kebisingan kontinyu dan stres kerja (p= 0.000), nilai arah korelasi bersifat negatif (-), dan koefisien korelasi 0.870 dengan proporsi pengaruh kebisingan kontinyu dan stres kerja sebesar 75.6%. Selain itu ada hubungan yang signifikan antara stres kerja dengan kualitas tidur (p= 0.000), nilai arah korelasi bersifat negatif (-), dan koefisien korelasi 0.419 dengan proporsi pengaruh stres kerja dan kualitas tidur sebesar 17.5%. Hasil uji sobel menunjukkan bahwa stres kerja dapat memediasi hubungan antara kebisingan kontinyu dan kualitas tidur (p = 0.00027542).

Simpulan: Ada hubungan tidak langsung antara kebisingan kontinyu dan kualitas tidur pada pekerja unit weaving di PT DMDT VII Karanganyar yang diperantarai oleh stres kerja sebagai variabel mediator.