Penulis Utama : Ratih Parananingsih
NIM / NIP : C0105039
× ABSTRAK Penelitian mengenai Verba Bervalensi Dua dalam Kalimat Bahasa Jawa (Kajian Struktur dan Makna) merupakan penelitian deskriptif. Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana bentuk, fungsi, dan peran, serta makna verba bervalensi dua dalam kalimat bahasa Jawa. Tujuan yang akan dicapai yakni mendeskripsikan bentuk, fungsi, dan peran, serta makna verba bervalensi dua dalam kalimat bahasa Jawa. Sumber data yang digunakan berupa data tulis dan lisan. Data tulis diambil dari majalah Panjebar Semangat (edisi Februari 2008-Januari 2009), Djaka Lodang (edisi Februari 2008-Januari 2009), Surat kabar Solopos suplemen Jagad Jawa (edisi Agustus 2008-Januari 2009). Buku pelajaran Seneng Basa Jawa (untuk SD kelas 5) Buku paramasastra (tata bahasa) Paramasatra Gagrag Anyar Basa Jawa. Data lisan diperoleh dari informan. Pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling. Pengumpulan data tulis dengan metode simak. Teknik dasar yang digunakan adalah teknik sadap dan teknik lanjutan teknik catat. Teknik pengumpulan data lisan dengan teknik kerja sama dengan informan. Analisis data menggunakan metode distribusional, teknik lanjutan dengan teknik lesap dan teknik balik, serta digunakan teknik oposisi dua-dua. Metode distribusional digunakan untuk menganalisis bentuk dan fungsi verba bervalensi dua dalam kalimat bahasa Jawa, dengan teknik dasar bagi unsur langsung (BUL) dan teknik lanjutan berupa teknik lesap dan teknik balik. Teknik oposisi dua-dua digunakan untuk menganalisis makna. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh 3 simpulan, yakni: (1) verba bervalensi dua merupakan verba aktif transitif. Secara morfologis verba bervalensi dua berbentuk polimorfemis, yakni bentuk yang terdiri lebih dari satu morfem, meliputi bentuk N-D, bentuk N-D-ake, bentuk N-D-ke dan bentuk N-D –i. (2) Kalimat yang mengandung verba bervalensi dua berpola S-P-O-Pl dan S-P-Pl-O (gramatikalnya berkurang). Verba bervalensi dua dalam kalimat bahasa Jawa hanya mampu menempati fungsi predikat. Predikat dapat digunakan untuk menentukan valensi dan peran argumen pendamping. Jika P verba bervalensi dua subkelas verba pungtual, maka S berperan sebagai agentif/pelaku, karena S menunjukkan pelaku atas bentuk kegiatan yang disebutkan P. Apabila P verba bervalensi dua subkelas verba aktivitas atau proses, maka S berperan pasientif; (3) Dari segi maknanya, verba bervalensi dua mempunyai makna pasientif-benefaktif yang ditandai dengan sufiks –ake subkelas verba aktivitas atau proses, dan sufiks –i subkelas verba aktivitas atau proses dapat bermakna pasientif-benefaktif/duratif, pasientif-benefaktif/kontinuatif, pasientif-benefaktif/pluralitas, dan pasientif-benefaktif/intensif.
×
Penulis Utama : Ratih Parananingsih
Penulis Tambahan : -
NIM / NIP : C0105039
Tahun : 2009
Judul : Verba bervalensi dua dalam kalimat Bahasa Jawa (kajian struktur dan makna)
Edisi :
Imprint : Surakarta - FSSR - 2009
Program Studi : S-1 Sastra Jawa
Kolasi :
Sumber : UNS-FSSR Jur. Sastra Daerah-C.0105039-2009
Kata Kunci :
Jenis Dokumen : Skripsi
ISSN :
ISBN :
Link DOI / Jurnal : -
Status : Public
Pembimbing : 1. Dr. H. Sumarlam, M.S.
2. Dra. Sri Mulyati M,Hum.
Penguji :
Catatan Umum : 1568/2009
Fakultas : Fak. Sastra dan Seni Rupa
×
File : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.