Rawa Pening merupakan salah satu danau di Indonesia yang mengalami pendangkalan dan penyusutan luas. Hal tersebut disebabkan ledakan pertumbuhan  tanaman gulma (eceng gondok (Eichhornia crassipes)) akibat eutrofikasi yang menyebabkan naiknya presentasi penutupan lahan, serta adanya tekanan  sedimentasi. Permasalahan sedimentasi ini dapat dikurangi dengan memanfaatkannya sebagai media tanam. Penelitian ini dilakukan untuk melihat potensi pemanfaatan sedimen Rawa Pening untuk budidaya tanaman hortikultura. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta (Agustus 2019 – Februari 2020). Rancangan percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri atas campuran 50% tanah + 50?eng gondok sebagai Kontrol dan  komposisi media tanam 6 taraf yaitu 100 % sedimen, 75% sedimen + 25% arang sekam, 66% sedimen + 33% arang sekam, 50% sedimen + 50% arang sekam, 33% sedimen + 66% arang sekam, 25% sedimen + 75% arang sekam. Penelitian ini diujikan pada dua tanaman sayuran, yaitu Pakcoy dan Okra. Pertumbuhan pakcoy dengan bobot tajuk segar yang tinggi dihasilkan pada penggunaan 100% sedimen, 75% sedimen + 25% arang sekam, dan 66% sedimen + 33% arang sekam dengan dengan bobot basah 37,2-51,3 gram/tanaman. Produktivitas buah okra yang tinggi dihasilkan pada penggunaan 100% sedimen, 75% sedimen + 25% arang sekam, 66% sedimen + 33% arang sekam, dan 50% sedimen+50% arang. Keempat perlakuan tersebut memiliki produktivitas hasil panen 15-19 buah/tanaman dengan bobot berkisar antara 11,37-12,47 gram/buah. Penggunaan 100% sedimen, 75% sedimen + 25% arang sekam, dan 66% sedimen + 33% arang sekam potensial digunakan pada budidaya pakcoy dan okra. Hal ini menunjukkan bahwa sedimen memiliki potensi besar sebagai media tanam hortikultura yang sekaligus dapat berperan dalam mengatasi pendangkalan danau akibat sedimen di Rawa Pening.