Penelitian ini dilatar belakangi oleh banyaknya investor atau trader saham yang mengalami kerugian akibat kurang adanya pengalaman dan pengetahuan dalam berinvestasi. Saat ini kondisi IHSG menurun akibat faktor internal maupun esktenal perusahan. Oleh karena itu, investor membutuhkan metode price earning ratio (PER) dan moving average (MA) untuk menilai serta mengetahui trend pergerakan saham perusahaan.

Penelitian   ini  menggunakan   sampel   perusahaan  pada  sektor   kimia, farmasi, dan kesehatan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan metode purposive sampling untuk pengambilan data. Berdasarkan sektor tersebut terdapat 27 populasi perusahaan dan 9 perusahaan sebagai sampel, yaitu Barito Pasific Tbk, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk, Darya Varia Laboratoria Tbk, Kimia Farma Tbk, Kalbe Farma Tbk, Merck Indonesia Tbk, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk, Tempo Pasific Tbk, dan PT Prodia Widyahusada Tbk.

Hasil penelitian menunjukan bahwa saham perusahaan yang memiliki kondisi  undervalued  memiliki  keputusan membeli  atau  menambah  investasi jangka panjang adalah saham Barito Pasific Tbk dengan menyesuaikan trading dan Darya Varia Laboratoria Tbk dengan mengurangi porsi atau tidak melakukan trading. Kondisi overvalued memiliki keputusan menjual saham atau menahan sesingkat mungkin adalah saham PT Chandra Asri Petrochemical Tbk, Kalbe Farma Tbk, Merck Indonesia Tbk, Tempo Pasific Tbk  dengan menambah trading dan   Kimia Farma Tbk, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk, PT Prodia Widyahusada Tbk dengan mengurangi atau menghentikan trading.

Kata Kunci : Investor Rugi, PER, MA, Keputusan Investasi