ABSTRAK

 Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan taksi konvensional yang terdaftar di BEI sebelum dan sesudah munculnya transportasi berbasis aplikasi. Objek penelitian ini terdiri dari 4 perusahaan taksi konvesional yang terdaftar di BEI, yaitu PT Blue Bird Tbk, PT Express Transindo Utama Tbk, PT Steady Safe Tbk, dan PT Zebra Nusantara Tbk.

Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa laporan keuangan perusahaan tahun 2013-2019 yang diambil dari website Bursa Efek Indonesia dan website perusahaan. Rasio yang digunakan dalam mengukur kinerja keuangan adalah rasio profitabilitas, solvabilitas, dan likuiditas.

Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa menurunnya pendapatan dapat mengakibatkan perusahaan tidak mampu membukukan laba bersih. Sehingga menyebabkan ekuitas bernilai negatif karena perusahaan mengalami kerugian. Hal ini mengakibatkan perusahaan menggunakan utang untuk membiayai aktivitas bisnis perusahaannya.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah munculnya transportasi berbasis aplikasi memberikan pengaruh yang cukup besar bagi kinerja perusahaan. Hal ini dibuktikan dari menurunnya rasio profitabilitas perusahaan yang signifikan dari sebelum adanya transportasi berbasis aplikasi sampai setelah adanya transportasi berbasis aplikasi. Selain itu, secara keseluruhan, rasio solvabilitas perusahaan di sektor industri taksi konvensional di atas 100%. Sedangkan performa likuiditas perusahaan sebelum dan sesudah munculnya transportasi berbasis aplikasi berada di bawah 100%.

Berdasarkan temuan dari penelitian ini, peneliti menyarankan bagi perusahaan untuk mengikuti kondisi strategi persaingan di pasar agar tetap bisa bersaing. Selain itu, penulis juga menyarankan bagi pemerintah agar membuat regulasi yang adil untuk industri transportasi.

Kata kunci: Analisis kinerja keuangan, Rasio Profitabilitas, Solvabilitas,Likuiditas