ABSTRAK

Saat ini dunia telah memasuki era globalisasi yang mengharuskan perusahaan meningkatkan efisiensi serta efektivitas proses produksinya agar daya saing produknya kian bertambah. Kini persaingan di gunia global tidak hanya menuntut perusahaan memproduksi barang dalam jumlah banyak namun bagaimana produsen tepat dalam menggunakan metode perhitungan harga produksinya. Apabila perhitungan harga pokok produksi kurang tepat, harga barang produksi akan semakin mahal sehingga daya tarik konsumen membeli produk hasil produksi perusahaan rendah, begitu pula sebaliknya apabila harga barang produksinya rendah, memang akan menarik minat konsumen untuk membeli namun hasil penjulan tidak dapat menutup biaya produksi. Bila keadaan tersebut dibiarkan makan perusahaan akan terus mengalami kerugian.

Objek penelitian ini adalah biaya yang menjadi fokus dari aktivitas dalam CV Batik Putra Laweyan untuk menentukan alokasi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik yang dibebankan ke produk. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan jenis pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dmetode wawancara, observasi , dan dokumentasi.

Hasil penelitian harga pokok produksi dengan metode konvensional diperoleh hasil untuk produk batik tulis adalah sebesar Rp 17.462.354 dan batik cap sebesar Rp 51.346.145. sedangkan dengan metode activity based costing diperoleh hasil untuk batik tulis sebesar Rp 17.382.704 dan batik cap sebesar Rp 51.744.895. Hasil penelitian menunjukkan bahwa menggunakan ABC lebih akurat dibandingkan dengan metode konvensional

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendekatan sistem Activity Based Costing sudah sesuai untuk menentukan harga pokok produksi kain batik tulis dan batik cap karena pembagian biaya sudah jelas berdasarkan pada pemicu biaya dan sumber daya yang dikonsumsi masing-masing produk.

Kata kunci : Activity Based Costing, Harga Pokok Produksi, Sistem konvensional.