ABSTRAK

Indonesia merupakan salah satu Negara dengan wilayah hutan terluas di dunia. Hutan memang memiliki beragam fungsi terutama dalam hal lingkungan hidup yang mana lingkungan hidup menjadi aspek perhatian khusus di berbagai Negara di dunia. Terlebih salah satu tujuan dalam Sustainable Develeopment Goals (SDGs) adalah mengenai life on land yang menunjukan pentingnya lingkungan hidup di tanah yang erat kaitannya dengan esensi hutan. Taman Hutan Raya KGPAA Mangkunagoro I merupakan pengelola hutan di kawasan Pegunungan Lawu yang berkedudukan di Provinsi Jawa Tengah, dengan kondisi tersebut tentu menunjukan peranannya pada Hutan di wilayah yang dikelola. Peneliti bermaksud untuk mengetahui strategi pengelolaan hutan yang diterapkan oleh pengelola Tahura KGPAA Mangkunagoro I. Teori Habitus terbentuk sebagai serangkaian  skema  atau  pola  yang  diinternalisasikan  yang digunakan untuk merasakan, memahami, menyadari dan menilai dunia sosial. Melalui pola-pola ituah  aktor memproduksi  tindakan   mereka dan  juga menilainya. Teknik pengambilan sampel yang digunakan menggunakan purposive sampling dengan pengumpulan data berupa observasi, wawancara, serta dokumentasi, sedangkan Validittas data menggunakan Triangulasi. Hasil Penelitian menunjukan bahwa strategi pengelolaan yang diterapkan di Tahura KGPAA Mangkunagoro I menerapkan sistem Blok Pengelolaan dan dikelola bersama dengan masyarakat dan mitra/stakeholder. Blok pengelolaan tersebut antara lain Blok Perlindungan, Blok Rehabilitasi, Blok Koleksi, Blok Pemanfaatan, dan Blok Religi, Budaya, dan Sejarah. Guna melihat habitus dalam pengelolaan yang diterapkan dilihat dari modal sosial yang telah diinternalisasikan berupa nilai-nilai yang telah ditanamkan berdasarkan tujuan umum Tahura dan strategi pengelolaan yang dirancang. Unsur masyarakat juga erat kaitannya dalam pengelolaan kawasan Tahura KGPAA mangkunagoro I.

Kata Kunci: Tahura, Masyarakat, Blok, Perlindungan, Pengelolaan