Abstrak

Berkembangnya  media sosial membawa munculnya iklan-iklan berbau K- Pop. Iklan tersebut menampilkan simulasi dan mampu menarik perhatian kpopers. Pada akhirnya mereka mulai terbiasa dengan mengkonsumsi  iklan dan masuk ke dalam  hiperealitas.  Hal ini berdampak  pada  munculnya  konsumerisme.  Peneliti tertarik  mengambil  judul ini karena hal tersebut sangat dekat dengan kehidupan generasi muda dan konsumerisme menjadi masalah saat ini. Penelitian ini menggunakan  teori  masyarakat  konsumsi  terkait  simulasi  dan  hiperealitas  dari Jean Baudrillard. Tujuan dari penelitian  mengkaji dampak  yang disebabkan oleh adanya komodifikasi media terhadap munculnya sikap konsumerisme di kalangan kpopers.

Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengambilan data dengan teknik purposive sampling. Dalam penelitian ini menggunakan triangulasi sumber. Sumber data diperoleh melalui wawanca ra pada sepuluh  informan  yaitu  pemilik  Jinju, dua orang  pegawai,  dan tujuh pelanggan kpopers.  Hasil  dari  penelitian  ini  adalah  adanya  simulasi  yang  digambarkan melalui  iklan  yang  dibuat  menarik   di  Instagram.   Simulasi   yang  dibuat  itu membuat kpopers tidak dapat membedakan  asli atau palsu. Ketika mereka mulai tertarik dan terbiasa dengan hal itu maka mereka mengkonsumsi  iklan, kemudian masuk  ke  dalam  hiperealitas  yang  melebihi  kenyataan.  Di  sini  mereka  tidak berpikir   lagi  tentang   kebutuhan   makan   melainkan   keinginan.   Penelitian   ini diharapkan  dapat memberikan  sumbangsih  pada  mata kuliah kajian budaya  dan media, memahami media baru, dan masukan bagi kpopers.

Kata Kunci: Konsumerisme, K-Pop, Simulasi, Hiperealitas.