Abstrak

Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan mekanisme kekerasan simbolik pada poin pelanggaran tentang kewajiban sholat di masjid sekolah. Utamanya poin pelanggaran tentang kewajiban untuk melakukan Sholat di Masjid sekolah bagi siswa tempat penelitian ini diadakan.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Data yang digunakan berupa data primer dan sekunder. Data primer dikumpulkan dari siswa yang memiliki riwayat pelanggaran dan tidak memiliki riwayat pelanggaran tersebut, serta guru yang berkaitan dengan keberjalanan poin tersebut seperti guru BK dan Guru mata pelajaran Agama Islam. Sedangkan data sekunder berasal dari buku saku siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi untuk melihat kekerasan simbolik dalam penerapan poin tersebut.

Hasil yang didapat adalah penyamaan besaran poin pelanggaran antara seseorang yang tidak melakukan sholat di masjid sekolah dengan seseorang yang melakukan pelanggaran berat seperti membawa obat-obatan terlarang merupakan bentuk dari kekerasan simbolik. Sehingga secara tidak sadar anak diarahkan untuk mengikuti habitus kaum dominan dengan cara memberikan poin yang relatif besar bagi pelanggar.

Kata Kunci: Poin Pelanggaran, Kekerasan Simbolik, Dominasi Simbolik