Penulis Utama | : | Krisna Puji Astuti |
NIM / NIP | : | K8416041 |
Abstrak
Perkembangan zaman yang terjadi dalam masyarakat sekarang, menuntut semua kegiatan serba fleksibel dan modern. Sehingga menggeser pertunjukan wayang kulit dari yang mulanya dijadikan tuntunan justru hanya sekedar tontonan. Demi menjaga eksistensi pertunjukan wayang kulit, tidak jarang menggunakan terobosan-terobosan yang mengesampingkan pakem. Hal ini membuat komunitas Amarta untuk melakukan berbagai strategi yang inovatif namun tidak mengesampingkan pakem. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji strategi komunitas Amarta dalam mempertahankan eksistensi pertunjukan wayang kulit di Radio Republik Indonesia (RRI) Surakarta.
Dengan pendekatan deskriptif analitis/kualitatif peneliti melibatkan 12
informan terdiri 7 pengurus Amarta, 1 pendiri Amarta, 2 pihak RRI, dan 2 masyarakat. Teknik pengumpulan data yang dipakai peneliti adalah dengan wawancara mendalam dan observasi partisipasi pasif. Teknik uji validitas data dengan teknik triangulasi sumber. Teknik analisis data menggunakan analisis model interaktif. Peneliti menggunakan teori Struktural Fungsional karya Talcott Parsons yang menjelaskan bahwa sistem dapat bertahan karena adanya empat tindakan yang dikenal dengan skema AGIL: (1) Adaptation, (2) Goal attainment, (3) Integration, dan (4) Latency.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi komunitas Amarta dalam mempertahankan eksistensi pertunjukan wayang kulit di Radio Republik Indonesia (RRI) Surakarta dapat bertahan karena adanya tindakan-tindakan sebagai berikut: 1) Penyesuaian (adaptation) yaitu penyesuaian terhadap sajian pertunjukan wayang kulit sesuai dengan perkembangan jaman tanpa meninggalkan pakem pewayangan. (2) Pencapaian tujuan ( goal attainment) yaitu dengan berbagai inovasi, maka terbentuklah tujuan untuk memberikan warna baru dalam penyajian wayang kulit yang dikemas oleh komunitas Amarta tanpa mengesampingkan pakem. (3) Integrasi (Integration) yaitu integrasi antara bebagai pihak baik antar generasi pengurus Amarta, pihak RRI dan masyarakat harus berjalan dengan baik dan berkesinambungan. Ketika tindakan-tindakan tersebut saling berkesinambungan dan dalam waktu yang lama akan membentuk kestabilan yang terpola. (4) Latensi (Latency) yaitu komunitas Amarta tetap memelihara dan memperbarui motivasi setiap pengurus untuk dapat menjaga kestabilan pola-pola budaya yakni memelihara pertunjukan wayang kulit dengan berinovasi tanpa mengesampingkan pakem.
Kata Kunci : Wayang Kulit, Komunitas Amarta, Strategi Pelestarian
Penulis Utama | : | Krisna Puji Astuti |
Penulis Tambahan | : | - |
NIM / NIP | : | K8416041 |
Tahun | : | 2020 |
Judul | : | Strategi Komunitas Amarta dalam Mempertahankan Eksistensi Pertunjukan Wayang Kulit di Radio Republik Indonesia (RRI) Surakarta |
Edisi | : | |
Imprint | : | Surakarta - Fak. KIP - 2020 |
Program Studi | : | S-1 Pendidikan Sosiologi Antropologi |
Kolasi | : | |
Sumber | : | UNS-Fak. KIP Jur. Pendidikan Sosiologi Antropologi-K8416041-2020 |
Kata Kunci | : | |
Jenis Dokumen | : | Skripsi |
ISSN | : | |
ISBN | : | |
Link DOI / Jurnal | : | - |
Status | : | Public |
Pembimbing | : |
1. Dr. Sigit Pranawa, M. Si. 2. Yuhastina, Ph.D. |
Penguji | : | |
Catatan Umum | : | |
Fakultas | : | Fak. KIP |
File | : | Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download. |
---|