Penulis Utama | : | Dwi Puji Rahayu |
NIM / NIP | : | B0216022 |
Abstrak
Permasalahan dalam penelitian ini, yaitu (1) Bagaimanakah suntingan teks Hikayat Susunan Kuning dalam Negeri Gagelang?; (2) Bagaimanakah historiografi teks Hikayat Susunan Kuning dalam Negeri Gagelang?. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menghadirkan suntingan teks HSK yang baik dan benar; (2) Memaparkan historiografi teks Hikayat Susunan Kuning dalam Negeri Gagelang dengan sejarah Geger Pacinan.
Penelitian ini menggunakan metode sejarah. Sumber data yang digunakan adalah naskah Hikayat Susunan Kuning dalam Negeri Gagelang dengan kode OR. 1755 koleksi Universitas Leiden. Metode penyuntingan yang digunakan adalah metode standar. Data penelitian melalui teknik pustaka. Teknik pengolahan data penelitian meliputi tahap deskripsi, tahap analisis, dan tahap evaluasi.
Kritik teks terhadap Hikayat Susunan Kuning dalam Negeri Gagelang menunjukkan terdapat kesalahan salin tulis dan ketidakkonsistenan penulisan yang meliputi 7 lakuna, 9 adisi, 9 subtitusi, 5 ditografi, dan 4 ketidakkonsistenan. Selain itu, terdapat 2 kasus tidak terbaca. Analisis historiografi terhadap teks Hikayat Susunan Kuning dalam Negeri Gagelang menghasilkan dua simpulan. Pertama, Sunan Kuning merupakan sosok pahlawan dan bukanlah sosok pemberontak. Kedua, cerita teks Hikayat Susunan Kuning dalam Negeri Gagelang sejalan dengan peristiwa Geger Pacinan. Geger Pacinan merupakan peristiwa akibat persaingan dagang yang melibatkan Jawa, Tionghoa dan Kompeni. Ketiga, adanya beberapa anakronisme dalam teks Hikayat Susunan Kuning dalam Negeri Gagelang, yaitu kedewasaan Sunan Kuning, Pakubuwono yang kehilangan keraton, orang Tionghoa, Madura, dan pengasingan Sunan Kuning. Keempat, adanya tokoh Sunan Kuning, Pakubuwono, dan Kompeni dalam teks Hikayat Susunan Kuning dalam Negeri Gagelang dan sejarah sebagai bentuk sinkronis.
Kata kunci: Hikayat Susunan Kuning dalam Negeri Gagelang, historiografi, suntingan teks, anakronisme, dan sinkronisme