Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan metode storytelling oleh guru untuk meningkatkan kemampuan berbahasa anak autis di SLB Negeri Surakarta. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif studi kasus. Subjek penelitian ini adalah dua orang guru kelas II Autis SLB Negeri Surakarta. Pengambilan subjek penelitian dilakukan dengan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif Miles & Huberman yang meliputi reduksi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan dan verifikasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode storytelling untuk meningkatkan kemampuan berbahasa anak autis kelas II di SLB Negeri Surakarta meliputi persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Persiapan metode storytelling antara lain guru mempersiapkan materi cerita, strategi bercerita, dan tempat bercerita. Pelaksanaan metode storytelling antara lain 1) guru mengatur dan mengkondisikan anak; 2) guru menyampaikan tema cerita; 3) guru mencari tahu sejauh mana pemahaman anak terhadap hal-hal terkait cerita; 4) guru mengembangkan cerita; 5) guru menyampaikan pesan moral; 6) guru memberikan reward (penghargaan); dan
6) guru melakukan review kembali terhadap isi cerita. Selama pelaksanaan metode storytelling, anak autis tidak hanya sekadar mendengarkan cerita namun senantiasa diajak untuk aktif berbicara melalui tanya jawab, serta menirukan suara, kata, dan ekspresi wajah tertentu. Evaluasi metode storytelling dilakukan melalui observasi, tes tulis, dan tes lisan yang disesuaikan berdasarkan kemampuan masing-masing anak autis.

Kata Kunci: Metode Storytelling, Anak Autis, Kemampuan Berbahasa