Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui strategi internalisasi nilai-nilai demokrasi untuk membangun budaya musyawarah pengurus dan anggota BEM FKIP UNS sebagai wujud civic disposition dan faktor penghambat strategi internalisasi nilai-nilai demokrasi untuk membangun budaya musyawarah pengurus dan anggota BEM FKIP UNS.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan  menggunakan  metode kualitatif interaktif dan non interaktif, pendekatan kualitatif deskriptif dengan studi kasus.Sumber data terdiri dari informan yaitu Presiden BEM FKIP, perwakilan Menteri BEM FKIP, perwakilan pengurus dan anggota BEM FKIP, tempat kegiatan di sekitar lingkungan FKIP UNS, arsip/ dokumen. Teknik pengambilan subyek penelitian dengan purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Uji Validitas datadiperoleh dengan trianggulasi teknik dan trianggulasi sumber. Teknik analisis data menggunakan model Miles dan Hubberman dengan data reduksi, penyajian data, dan kesimpulan. Adapun prosedur penelitian dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Persiapan, 2) Pengumpulan data, 3) Analisis data, 4) Penyusunan laporan penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi internalisasi nilai-nilai demokrasi untuk membangun budaya musyawarah pengurus dan anggota BEM FKIP UNS sebagai wujud civic disposition, diantaranya melalui strategi dan program kerja yang telah disusun. Melalui strategi dengan pembinaan di masing-masing kementerian, pemberian amanah di kepanitiaan, dan pembiasaan untuk membangun budaya diskusi di sekretariatan BEM. Melalui penyusunan strategi dengan pembinaan di masing-masing kementerian, pemberian amanah di kepanitiaan, dan pembiasaan untuk membangun budaya diskusi di sekretariatan. Sementara program kerja dengan melalui FGD dan “Obrolan seputar pendidikan sistematis”. Pelaksanaan strategi tersebut untuk membiasakan pengurus dan anggota membudayakan diskusi sebagai cermin budaya musyawarah. Membangun kesadaran untuk menggunakan hak mengemukakan pendapat. Selain itu melatih untuk menghargai pendapat dari orang lain, dan mengamalkan prinsip-prinsip musyawarah seperti persamaan, keadilan, dan kebebasan. Pengurus dan anggota BEM dilatih untuk berpikir kritis, dalam strategi pemberian amanah di kepanitiaan dituntut untuk berinovasi, agar acara yang akan dilaksanakan dapat berjalan. Melatih tanggung jawab untuk melaksanakan amanah yang telah diberikan, kerjasama dengan yang lain untuk memecahkan permasalahan. Memupuk rasa kekeluargaan satu sama lain sebagai satu kesatuan organisasi yang utuh. Karakter-karakter tersebut akan terlihat ketika mamasuki setengah periode kepengurusan, karena di awal kepengurusan anggota menyesuaikan dengan budaya yang ada di organisasi. Perwujudan civic disposition masih dalam tahap proses, karena pembentukan karakter tidak dapat dilakukan satu atau dua kali, akan tetapi terus menerus dan berulang-ulang. Faktor penghambat berasal dari Internal dan eksternal. Faktor penghambat internal yaitu faktor kematangan berpikir, kesiapan, dan motivasi dari dalam diri. Faktor eksternal yaitu faktor lingkungan dan kesempatan yang terjadi, follow up, dan motivasi dari luar.

KataKunci: Strategi, Internalisasi Nilai Demokrasi, Budaya Musyawarah, Civic Disposition