Penulis Utama | : | Kusuma Astuti |
NIM / NIP | : | S231708032 |
Abstrak
Pariwisata merupakan penghasil devisa terbesar kedua di Indonesia. Hal tersebut diiringi dengan semakin berkembangnya desa wisata di Indonesia. Dusun Pulesari memanfaatkan hal tersebut dengan membuat desa wisata berbasis agrowisata salak guna bangkit dari keterpurukan ekonomi masyarakatnya pasca erupsi merapi. Implementasi program desa wisata dilakukan dengan cara swadaya masyarakat dan membentuk Kelompok Sadar Wisata Desa Wisata Pulesari (Pokdarwis Dewi Pule). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teori konvergensi simbolik sebagai kerangka teori untuk melihat bagaimana komunikasi dalam Pokdarwis Dewi Pule dapat membentuk komitmen dan kesadaran bersama, serta mengembangkan dan mempertahankannya. Penggunaan metode kualitatif dengan strategi penelitian studi kasus pada instrument studi kasus tunggal .
Hasil studi menunjukkan bahwa komunikasi kelompok yang dilakukan secara berkala, menghasilkan program-program untuk mengembangkan desa wisata, sehingga Desa Wisata Pulesari berhasil menjadi desa wisata yang paling banyak dikunjungi selama 5 (lima) tahun berturut-turut sejak 2014-2018. Selain itu, proses komunikasi dalam Pokdarwis Dewi Pule memunculkan tema fantasi aturan, gotong-royong, kekompakan, menambah pendapatan, mengembangkan, dan sustainable tourism development. Tema-tema fantasi tersebut membentuk komitmen dan kesadaran bersama dalam kelompok. Tema-tema fantasi yang terus berkembang luas, berubah menjadi visi retoris Semangat Membangun Desa Wisata dan Pariwisata untuk Generasi Selanjutnya.
Selain itu, hasil studi menemukan bahwa dalam membangun komitmen dan kesadaran bersama tidaklah mudah. Komunikasi dalam kelompok yang terus menerus dilakukan secara berkala berperan penting dalam membangun mengembangkan dan mempertahankan komitmen dan kesadaran bersama. Aktifitas komunikasi dalam kelompok memunculkan kepemimpinan baru dalam Dusun Pulesari. Rantai fantasi dijalin melalui kelompok binaan (Kelompok Arisan Bapak-bapak, Kelompok PKK, dan Kelompok Karang Taruna) dan kelompok bentukan (Kelompok Pengurus Desa Wisata, Kelompok Dasa Wisma, dan Kelompok Pemandu. Komunikasi kelompok yang dilakukan secara berkala berhasil membangun komitmen dan kesadaran bersama dalam diri anggota, hal ini berdampak dalam berkembangnya desa wisata.
Kata kunci: Konvergensi Simbolik, Komunikasi Kelompok, Dan Pengembangan Agrowisata.
Penulis Utama | : | Kusuma Astuti |
Penulis Tambahan | : | - |
NIM / NIP | : | S231708032 |
Tahun | : | 2020 |
Judul | : | Konvergensi Simbolik Dalam Pengembangan Agrowisata Studi Kasus dalam Komunikasi Kelompok di Desa Wisata Pulesari, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta |
Edisi | : | |
Imprint | : | Surakarta - Pascasarjana - 2020 |
Program Studi | : | S-2 Ilmu Komunikasi (Manajemen Komunikasi) |
Kolasi | : | |
Sumber | : | UNS - Pascasarjana, Prog. Studi Ilmu Komunikasi - S231708032 - 2020 |
Kata Kunci | : | |
Jenis Dokumen | : | Tesis |
ISSN | : | |
ISBN | : | |
Link DOI / Jurnal | : | - |
Status | : | Public |
Pembimbing | : |
1. Prof. Dr. Ismi Dwi Astuti N, M.Si. 2. Dr. Andre Rahmanto, S.Sos., M.Si. |
Penguji | : | |
Catatan Umum | : | |
Fakultas | : | Sekolah Pascasarjana |
File | : | Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download. |
---|