Penulis Utama : Ardian Yuliani Saputri
NIM / NIP : S441808006
×

Abstrak

Tradisi Jumat Pon merupakan salah satu tradisi yang sampai saat ini masih dilestarikan oleh masyarakat agraris Dusun Ngasem. Tradisi ini terbagi menjadi dua, yaitu Tegas Desa dan Nyadran. Tradisi Tegas Desa pelaksanaanya setelah masa panen sedangkan Nyadran setelah masa tanam padi. Penelitian ini untuk mendeskripsikan; (1) latar belakang, (2) prosesi pelaksanaan, (3) perlengkapan yang dibutuhkan dalam tradisi Jumat Pon, dan (4) nilai-nilai pendidikan budi pekerti yang tedapat dalam tradisi tersebut, serta (5) relevansi tradisi Jumat Pon sebagai materi pembelajaran bahasa Jawa.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan etnografi. Sumber data berupa data primer dan data sekunder. Data dalam penelitian ini adalah data latar belakang, data prosesi pelaksanaan, data perlengkapan yang dibutuhkan dalam tradisi Jumat Pon,  data nilai-nilai pendidikan budi pekerti, dan data relevansi tradisi Jumat Pon sebagai materi pembelajaran bahasa Jawa. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Validitas  data menggunakan triangulasi data (sumber), triangulasi teori, dan triangulasi metode. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis interaktif.
Hasil penelitian menemukan beberapa hal, di antaranya: (1) Latar belakang diadakannya tradisi Jumat Pon seperti; kondisi umum (wilayah administratif, penduduk agraris, sosial dan budaya, serta ekonomi dan pertanian), kepercayaan masyarakat, sejarah, dan tujuan tradisi bagi masyarakat. (2) Prosesi pelaksanaan tradisi Jumat Pon pada Tegas Desa meliputi tahap persiapan (mengadakan musyawarah, kerja bakti, membuat sesaji), tahap pelaksanaan (bancakan), dan tahap puncak/penutup (panjatan). Sedangkan pada tradisi Nyadran meliputi; kerja bakti, membuat sesaji, dan bancakan. (3) Perlengkapan yang digunakan tradisi Tegas Desa dan Nyadran terdapat perbedaan. Perlengkapan Tegas Desa yaitu, nasi tumpeng, krupuk, pisang, panggang, jangan lombok, serundeng, peyek, ceriping/rengginang, jadah, bunga mawar, dan kemenyan. Sedangkan perlengkapan tradisi Nyadran yaitu, nasi tumpeng, krupuk, pisang, panggang, jangan lombok, serundeng, peyek, bunga mawar, dan kemenyan. (4) Nilai pendidikan budi pekerti yang terdapat dalam tradisi Jumat Pon meliputi 10 nilai, yaitu: religiusitas, sosialitas, gender, keadilan, demokrasi, kejujuran, kemandirian, daya juang, tanggung jawab, dan penghargaan terhadap lingkungan alam. (5) Tradisi Jumat Pon relevan untuk dijadikan materi pembelajaran teks ekposisi adat tradisi Jawa kelas XI semester ganjil pada Kurikulum
2013 di SMA.

Kata kunci: Tradisi Jumat Pon, Tegas Desa, Nyadran, Pendidikan Budi Pekerti, Materi Pembelajaran 

 

×
Penulis Utama : Ardian Yuliani Saputri
Penulis Tambahan : -
NIM / NIP : S441808006
Tahun : 2020
Judul : Nilai Pendidikan Budi Pekerti Tradisi Jumat Pon Wujud Kearifan Budaya Lokal Masyarakat Agraris di Ngasem Sragen dan Relevansinya Sebagai Materi Pembelajaran Bahasa Jawa (Sebuah Kajian Etnografi)
Edisi :
Imprint : Surakarta - Pascasarjana - 2020
Program Studi : S-2 Pendidikan Bahasa dan Sastra Daerah
Kolasi :
Sumber : UNS - Pascasarjana, Prog. Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Daerah - S441808006 - 2020
Kata Kunci :
Jenis Dokumen : Tesis
ISSN :
ISBN :
Link DOI / Jurnal : -
Status : Public
Pembimbing : 1. Dr. Kundharu Saddhono, M. Hum.
2. Dr. Djoko Sulaksono, M. Pd.
Penguji :
Catatan Umum :
Fakultas : Sekolah Pascasarjana
×
File : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.