Abstrak

Novel sebagai medium telah bertransformasi sedemikian rupa dalam mengkritik, melawan atau mewarisi pandangan bahkan ideologi di masyarakat di tengah urgensi dalam krisis literasi dewasa ini. Oleh sebab itu, novel bukan lagi untaian kata, narasi atau wacana yang netral tanpa muatan makna, mitos, dan tanda apa pun di dalamnya karena setiap praktik berwacana tidak pernah lepas dari basis sosial, budaya atau ideologi yang melingkupinya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa representasi maskulinitas dan mitos yang melekat serta dilawan dalam novel Sabtu Bersama Bapak dan novel Ayah. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan studi pustaka, data yang diambil serta yang dianalisis menggunakan metode analisis wacana kritis dari Norman Fairclough yang berpusat pada dimensi analisis teks. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori fatherhood involvement dari Michael E. Lamb serta Mitologi dari Roland Barthes. Berdasarkan hasil penelitian bisa disimpulkan bahwa novel Sabtu Bersama Bapak dan novel Ayah merupakan dua novel yang memiliki persamaan dan perbedaan dalam representasi maskulinitas. Persamaan maskulinitas dalam kedua novel ini adalah merepresentasikan maskulinitas-fatherhood, di mana laki-laki terjun dalam ranah domestik. Sedangkan perbedaannya, novel Sabtu Bersama Bapak juga merepresentasikan adanya maskulinitas tradisional yang begitu lekat di dalam wacananya. Selanjutnya, melalui hal ini peneliti menyusun tahapan pembongkaran mitos dalam studi kedua novel ini. Inkonsistensi atau distorsi terlihat dari pembongkaran mitos, bahwa meskipun melawan patriarki tetapi di dalamnya masih sarat dengan spektrum patriarki pada eksekusi di ranah keluarga.

Kata Kunci: Maskulinitas, Fatherhood Involvement, Mitos Patriarki.