AbstrakLatar Belakang: Skizofrenia merupakan gangguan jiwa berat yang menimbulkan permasalahan di seluruh dunia, baik di negara maju ataupun negara berkembang. Terdapat beberapa pilihan terapi yang dapat dilakukan pada pasien skizofrenia. Pilihan pertama yaitu penggunaan psikofarmaka yang dapat berfungsi untuk mengurangi atau menghilangkan gejala positif dan negatif dari pasien secara efektif. Namun sebagian besar pasien skizofrenia tidak responsif terhadap pengobatan. Pilihan terapi kedua yaitu terapi non-psikofarmaka berupa rehabilitasi, salah satunya berupa Transcranial Magnetic Stimulation yang merupakan terapi berbasis perangkat yang relatif baru dan canggih. TMS memiliki efek terapeutik pada berbagai macam gangguan psikiatri sehingga diharapkan juga berpengaruh terhadap perbaikan gejala positif dan gejala negatif pada skizofrenia.Tujuan: Untuk mengetahui proses perkembangan perbaikan gejala positif dan negatif pasien skizofrenia setelah menggunakan Transcranial Magnetic Stimulation sebagai terapi tambahan.Metode: Studi ini merupakan pendekatan kualitatif berbentuk studi kasus deskriptif. Menggunakan dua subjek skizofrenia dengan gejala positif dan satu subjek skizofrenia dengan gejala negatif. rTMs dilakukan sebanyak 5 sesi selama 5 hari.Hasil: rTMS sebagai terapi tambahan lebih efektif memperbaiki gejala negatif pasien skizofrenia daripada gejala positif pasien skizofrenia. Terdapat perbaikan gejala pada subjek ketiga dengan gejala negatif, sementara pada subjek pertama dengan gejala positif tidak didapatkan perbaikan, dan pada subjek kedua dengan gejala positif terdapat perbaikan namun dengan perubahan protokol yang digunakan.Simpulan: rTMS sebagai terapi tambahan dapat memperbaiki gejala negatif pada pasien skizofrenia. Sementara untuk gejala positif masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui keefektifan TMS sebagai terapi tambahan.Kata Kunci: Transcranial Magnetic Stimulation, Skizofrenia, Gejala positif, Gejala negatif .