Latar Belakang: Hiperglikemia sebagai efek samping obat kemoterapi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kejadian relap pada Leukemia Limfoblastik Akut. Stratifikasi risiko, usia, serta indeks massa tubuh juga dianggap mempengaruhi relap. Belum diketahui dampak dari hipoglikemia akibat efek samping kemoterapi fase induksi terhadap kejadian remisi. Penelitian ini mencari hubungan antara kejadian abnormalitas kadar glukosa darah plasma selama kemoterapi fase induksi dengan kejadian remisi pada hasil pemeriksaan sumsum tulang evaluasi.
Metode: Penelitian kohort prospektif dilakukan pada anak usia 1-18 tahun yang baru terdiagnosis LLA di RS dr. Moewardi Surakarta bulan Juni 2018- Juni 2019. Pengukuran kadar glukosa darah plasma dilakukan setiap minggu selama pasien menjalani kemoterapi fase induksi dengan prednison dan L-asparaginase. Sampel terbagi kedalam empat kelompok berdasarkan abnormalitas kadar gula darah yang dialami. Pemeriksaan sumsum tulang dibandingkan sebelum dan setelah kemotrapi fase induksi.  
Hasil: Selama fase induksi kemoterapi, enam anak mengalami hiperglikemia, sembilan anak mengalami hipoglikemia, tujuh anak mengalami hipoglikemia dan hiperglikemia, dan sisanya tidak mengalami abnormalitas kadar gula darah. Status nutrisi merupakan faktor yang berperan dalam terjadinya abnormalitas kadar gula darah. Tujuh dari tiga puluh enam pasien tidak mencapai remisi di akhir fase induksi. Tidak ada perbedaan bermakna kejadian remisi pada kelompok dengan abnormalitas kadar gula darah dengan kelompok euglikemia dengan p-value 0,533.
Simpulan: Abnormalitas kadar gula darah selama kemoterapi fase induksi tidak mempengaruhi kejadian remisi pada hasil sumsum tulang evaluasi. Pemantauan yang lebih lama dibutuhkan untuk menilai efek abnormalitas kadar gula darah plasma dengan kejadian remisi pada LLA.

Kata Kunci: Leukemia Limfoblastik Akut, remisi, abnormalitas kadar gula darah, hipoglikemia, hiperglikemia, steroid, prednison, L-asparaginase, kemoterapi