Latar Belakang : Pada penyakit systemic lupus erythematosus terdapat skoring untuk menilai aktifitas penyakit, skoring tersebut disebut systemic lupus erythematosus disease ativity index (SLEDAI). Pasien systemic lupus erythematosus mempunyai risiko terjadinya amenore dan berisiko menjadi infertilitas. Anti mullerian hormone (AMH) digunakan untuk penanda risiko infertilitas pada perempuan.

Tujuan : Untuk menganalisis hubungan skor systemic lupus erythematosus disease ativity index dan kadar anti mullerian hormon sebagai penanda risiko infertilitas pada penderita systemic lupus erythematosus anak.

Metode : Penelitian potong lintang pada pasien anak perempuan usia 6 tahun – 18 tahun dengan penyakit dasar systemic lupus erythematosus yang  dirawat bagian anak RSUD dr. Moewardi Surakarta antara Desember 2018 – Oktober 2019. Diagnosis systemic lupus erythematosus berdasarkan pemeriksaan SLICC. Semua subyek dilakukan skoring sledai dan pemeriksaan anti mullerian hormon. Hubungan antar variable dianalisis dengan Spearman rank untuk memperoleh koefisien korelasi. Hasil bermakna jika p ? 0,05.

Hasil : Dua puluh satu penderita lupus eritematosus sistemik anak dengan jenis kelamin perempuan . Dari pasien tersebut didapatkan hasil rata – rata usia penderita 14 tahun, Terdapat hubungan signifikan antara skor sledai dengan kadar amh pada penderita LES anak ( r= - 0,841; p-value <0>

Kesimpulan : Semakin tinggi skor sledai maka semakin rendah kadar amh pada penderita lupus eritematosus sistemik anak

Kata Kunci: Systemic Lupus Erythematosus Disease Activity Index,  Anti Mullerian Hormon