Penelitian ini bertujuan untuk: 1) menganalisis kemampuan komunikasi matematis siswa kelas IX dengan gaya kognitif visualizer; 2) menganalisis kemampuan   komunikasi   matematis   siswa   kelas   IX   dengan   gaya   kognitif verbalizer. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan subjek penelitian adalah 4 siswa kelas IX A SMP Negeri 9 Surakarta. Pemilihan subjek penelitian menggunakan purposive sampling. Subjek penelitian dipilih berdasarkan hasil tes gaya kognitif visualizer dan verbalizer menggunakan Visualizer-Verbalizer Questionare (VVQ). Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode tes, dan wawancara. Validasi data untuk tes tertulis dilakukan dengan wawancara konfirmasi, untuk tes lisan dilakukan dengan triangulasi waktu. Teknik analisis data menurut Miles dan Huberman. Analisis data berdasarkar indikator kemampuan komunikasi matematis menurut NCTM (2000).
Hasil  penelitian menunjukkan  bahwa: 1)  siswa  visualizer  pada  indikator pertama cenderung menggunakan kalimat disertai simbol dalam menuliskan ide- idenya. Saat menggambarkan bangun datar, siswa cenderung menuliskan simbol pada  bidang  gambar.  Pada  indikator  kedua,  siswa  lebih  sering  menggunakan
simbol dan gambar dalam menuliskan informasi yang diketahui. Siswa cenderung menuliskan perhitungan sederhana berdasarkan ide-ide yang telah dibuat namun dapat menjelaskan rumusnya. Siswa dalam menyelesaikan soal visual cenderung menyelesaikannya  dengan  gambar,  dan  menuliskan  ukurannya  pada  gambar. Siswa  cenderung  salah  dalam  memberikan  kesimpulan.  Pada  indikator  ketiga, siswa sering menggunakan simbol seperti gambar bangun datar yang berukuran kecil  untuk  menyajikan  informasi  yang  diketahui  dan  menyelesaikan permasalahan. 2) siswa verbalizer pada indikator pertama cenderung menggunakan kalimat dalam menuliskan ide-idenya serta menuliskan perhitungan dari masing- masing ide. Saat menggambarkan bangun datar, siswa cenderung menuliskan simbol pada tiap titik sudut dan menuliskan nama bangun datar. Pada indikator kedua, siswa pertama lebih sering menggunakan gambar untuk menuliskan informasi  yang  diketahui,  sedangkan  siswa  kedua  lebih  sering  menggunakan istilah dan simbol. Siswa dalam menyelesaikan soal gambar cenderung menyelesaikannya tidak dengan gambar tetapi menggunakan istilah, dan siswa masih kurang dalam menyebutkan ukurannya. Siswa cenderung salah dalam memberikan kesimpulan. Pada indikator ketiga, siswa lebih sering menggunakan simbol seperti gambar bangun datar yang berukuran kecil maupun simbol huruf besar  untuk  menyatakan  suatu  bangun  dalam   menyajikan  informasi   yang diketahui dan menyelesaikan permasalahan.

Kata kunci : Komunikasi Matematis, Gaya Kognitif, Visualizer-Verbalizer