Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana cara menerapkan pendekatan proses untuk meningkatkan keterampilan menulis siswa dan untuk mengidentifikasi bagaimana peningkatan partisipasi kelas siswa dalam pembelajaran menulis menggunakan Process-Approach.
Penelitian ini dilakukan di salah satu SMP Negeri di Kulonprogo. Penelitian ini dilakukan sekitar bulan April 2019 hingga Juli 2019. Penelitian tindakan kelas digunakan sebagai metode dalam penelitian ini. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yang terdiri dari empat langkah: perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Siklus pertama terdiri dari tiga pertemuan dan siklus kedua terdiri dari dua pertemuan. Subjek penelitian adalah siswa kelas VII A tahun akademik 2018/2019 dengan jumlah siswa 32 siswa. Ada 16 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Data penelitian ini diperoleh melalui beberapa teknik pengambilan data seperti observasi, wawancara, kuesioner, dan tes. Kuisioner dilakukan dua kali di awal penelitian dan di akhir penelitian. Tes dilakukan tiga kali, sekali sebagai pre-tes di awal penelitian sebagai tindakan pra-penelitian, dan dua kali sebagai post-test. Post-tes dilakukan pada akhir setiap siklus. Data kualitatif dianalisis dengan menggunakan model interaktif. Data yang dikumpulkan dari catatan lapangan, kuesioner, dan wawancara disortir dan ditata untuk membuat kesimpulan. Dari tampilan data yang telah diurutkan, peneliti menarik kesimpulan akhir. Data kuantitatif dianalisis dengan membandingkan nilai rata-rata siswa pada pre-test dan post-test untuk menarik kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan keterampilan menulis siswa dengan penerapan Process-Approach dan juga peningkatan dalam partisipasi kelas siswa dalam pembelajaran menulis. Proses metode pengajaran yang diterapkan terdiri dari penulisan melalui 4 langkah Process-Approach; pra-menulis (pre-writing), menyusun (drafting), merevisi (revising), dan mengedit (editing).Peningkatan keterampilan menulis siswa dapat dilihat dari hasil skor post-tes siswa. Skor rata-rata dari pre-test adalah 63,8 dan meningkat menjadi 75,2 pada post-test pertama dan ada sedikit peningkatan pada skor rata-rata post-test kedua yaitu 76,8.
Keterampilan menulis siswa meningkat sekitar 20,3?ri tes awal pre-test. Implementasi Process-Approach membuat siswa mudah mengembangkan ide-ide mereka. Para siswa juga menjadi lebih baik dalam menyusun ide-ide mereka ke dalam teks. Pra-menulis membantu siswa untuk mencari ide-ide yang akan mereka tulis dalam teks mereka dan pada saat yang sama siswa menyusun ide mereka tentang apa yang ingin mereka tulis. Sementara proses penyusunan membantu siswa untuk menyampaikan rincian tentang apa yang mereka inginkan berdasarkan pra-penulisan mereka dan mengaturnya menjadi teks yang lengkap. Karena siswa mendapat kesempatan untuk merevisi pekerjaan mereka, siswa menjadi lebih baik dalam tata bahasa menulis kalimat. Para siswa secara alami membaca kembali teks mereka dan mencoba merevisi teks mereka menjadi teks yang lebih baik. Dan juga para siswa lebih memperhatikan mekanika teks. Dan terakhir, pengetahuan siswa untuk kosakata baru menjadi lebih luas dari sebelumnya. Paparan berbagai kosa kata dari teks yang diberikan oleh guru dan juga daftar kemungkinan kosa kata oleh guru membantu siswa untuk mengenal kosa kata baru. Partisipasi siswa di kelas juga meningkat. Para siswa menjadi lebih aktif dalam berpartisipasi dalam proses pembelajaran secara umum dengan memberikan lebih banyak perhatian pada proses pembelajaran dan mencoba untuk meningkatkan kekurangan partisipasi aktif siswa pada setiap pertemuan.
Temuan dari penelitian ini adalah penerapan Process-Approach dengan cara yang sesuai di dalam kelas dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa. Tidak hanya itu, partisipasi kelas siswa juga meningkat seiring dengan keterampilan menulis mereka.

Kata Kunci: Keterampilan Menulis Siswa, Partisipasi Kelas, Process-Approach