Penulis Utama : Suwoto
NIM / NIP : S860208032
× ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: folklor Menara, Masjid dan Makam Sunan Kudus yang berkembang di masyarakat Kudus; Makna filosofis yang terkandung dalam folklor tentang Menara, Masjid dan Makam Sunan Kudus; Kriteria kelayakan yang digunakan untuk mengetahui tentang folklor Masjid, Menara, dan Makam Sunan Kudus yang dapat digunakan sebagai bahan pengayaan materi sejarah di Madrasah Aliyah (MA) Nahdlatul Ulama (NU) Banat Kudus; Pemanfaatan folklor tentang Menara, Masjid dan Makam Sunan Kudus sebagai pengayaan materi sejarah di Madrasah Aliyah (MA) Nahdlatul Ulama (NU) Banat Kudus; Kendala yang dihadapi guru dalam memanfaatkan folklor Menara, Masjid dan Makam Sunan Kudus. Penelitian ini dilaksanakan di MA NU Banat Kudus dan Kompleks Menara, Masjid dan Makam Sunan Kudus. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Sumber data berasal dari informan dan dokumen. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam, observasi dan analisis dokumen. Sampling berasal dari purposive sampling dan validitas data diukur menggunakan triangulasi data dan triangulasi metode. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan kesimpulan bahwa Folklor Menara, Masjid dan Makam Sunan Kudus yang berkembang di masyarakat sangat beragam di mana makna filosofisnya sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat Kudus dan sekitarnya. Makna filosofis ini dapat dijadikan materi pengayaan sejarah. Kriteria yang dipakai dalam menentukan kelayakan folklor Menara, Masjid dan Makam Sunan Kudus sebagai pengayaan materi pembelajaran sejarah MA NU Banat adalah folklor tersebut harus sesuai dan menunjang pencapaian Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar sejarah SMA/MA. Sebelum memanfaatkan folklor Menara, Masjid dan Makam Sunan Kudus sebagai bahan pengayaan materi pembelajaran adalah memeriksa kesesuaian folklor tersebut dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar sejarah SMA/MA. Kedua, menentukan cakupan materi yang dapat digunakan dalam pengayaan materi pembelajaran. Ketiga, menentukan urutan materi sehingga penyajian materi dapat berkesinambungan, koheren dan utuh sehingga mudah dipahami oleh siswa. Urutan materi menggunaan pendekatan prosedural. Kendala yang dihadapi guru dalam memanfaatkan folklor Menara, Masjid dan Makam Sunan Kudus sebagai bahan pengayaan materi pembelajaran adalah alokasi waktu yang sedikit dan kesulitan mendapatkan sumber informan yang dapat menjelaskan folklor Menara, Masjid dan Makam Sunan Kudus secara lengkap dan terpercaya.
×
Penulis Utama : Suwoto
Penulis Tambahan : -
NIM / NIP : S860208032
Tahun : 2009
Judul : Folklor menara, masjid, dan makam sunan kudus sebagai pengayaan materi pembelajaran sejarah (studi kasus di Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Banat Kudus)
Edisi :
Imprint : Surakarta - Pasca Sarjana - 2009
Program Studi : S-2 Pendidikan Sejarah
Kolasi :
Sumber : UNS-Pasca Sarjana Prodi. Pendidikan Sejarah-S860208032-2009
Kata Kunci :
Jenis Dokumen : Tesis
ISSN :
ISBN :
Link DOI / Jurnal : -
Status : Public
Pembimbing : 1. Dr. Warto, M. Hum
2. Dr. Budhi Setiawan, M.Pd
Penguji :
Catatan Umum : 1663/2009
Fakultas : Sekolah Pascasarjana
×
File : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.