×
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini menyebabkan informasi yang ada di media dapat dengan mudah tersebar kepada masyarakat dalam waktu yang singkat. Akibat dari adanya pandemi COVID-19 yang saat ini terjadi di seluruh dunia menyebabkan semua informasi mengenai hal tersebut dapat tersebar dengan sangat cepat, maka dari itu peneliti ingin mengetahui apakah ada atau tidak pengaruh yang disebabkan dari intensitas menggunakan Twitter (X1), intensitas menonton Kompas TV (X2), dan kualitas komunikasi interpersonal dengan keluarga (X3) terhadap terjadinya information overload (Y) saat pandemi COVID-19 pada mahasiswa aktif S1 Ilmu Komunikasi Regular dan Non-Regular FISIP UNS Surakarta dengan menggunakan teori Information Overload yang dikemukakan oleh Eppler dan Mengis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif, dan seluruh data dihimpun melalui kuesioner yang disebarkan secara online. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 558 mahasiswa aktif S1 Ilmu Komunikasi Regular dan Non-Regular FISIP UNS tahun ajaran 2019/2020, dan sampel dari penelitian ini merupakan mahasiswa aktif S1 Ilmu Komunikasi Regular dan Non-Regular FISIP UNS yang menggunakan Twitter dan menonton berita di Kompas TV. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, sedangkan jumlah sample yang didapatkan sejumlah 85 mahasiswa yang dihitung berdasarkan rumus Slovin.Hasil dari penelitian ini adalah: (1) Intensitas penggunaan Twitter (X1) secara parsial berpengaruh terhadap terjadinya information overload pada pandemi COVID-19 (Y); (2) Intensitas menonton berita Kompas TV (X2) secara parsial berpengaruh terhadap terjadinya information overload pada pandemi COVID-19 (Y); (3) Kualitas komunikasi interpersonal dengan keluarga (X3) secara parsial tidak berpengaruh terhadap terjadinya information overload pada pandemi COVID-19 (Y).
Kata kunci: intensitas, kualitas komunikasi interpersonal, information overload,
COVID-19.