Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan : (1) kondisi sosial-politik dan
arsitektur kota Jakarta 1950-1965, (2) peran Soekarno dalam pembangunan kota Jakarta 1950-1965, (3) filosofi Soekarno dalam membangun monumen-monumen kota Jakarta 1950-1965.
Penelitian ini mengunakan metode historis, dengan tahapan meliputi heuristik,  kritik,  interpretasi,  dan historiografi.  Sumber  yang  digunakan  yaitu sumber primer dan sekunder. Sumber primer  berupa   arsip  Sekertariat Negara: Pidato Presiden Soekarno 1958-1967,  arsip Seri Masjid Istiqlal,  arsip Sekretariat Negara RI 1959-1968, dan arsip Sekretariat RI Produk Hukum 1949-2005. Sumber Sekunder berupa koran Berita Indonesia 1961, majalah Star Weekly, buku-buku, dan jurnal yang relevan. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik studi pustaka dan studi dokumen. Analisis data dalam penelitian ini mengunakan analisis historis dengan pendekatan sosiologi dan politik.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: (1) Pertumbuhan penduduk yang
homogen di kota Jakarta berdampak pada keadaan sosial-politik  periode 1950-
1965.  Hal  ini  dapat  diliat  dari  kehadiran   beberapa  kelompok   etnis  yang
mempengaruhi  kead aan sosial  kota jakarta  seperti:  perubahan  corak  arsitektur pemukiman, sikap toleransi antar etnis, dan permasalahan kependudukan meliputi pekerjaan, tunawisma, dan pemukiman liar. Kondisi politik Jakarta juga dibangun oleh  beberapa  faktor seperti  gerakan  masyarakat  yang  mengkritisi  kebijakan pembangunan, sikap politik praktis berbagai partai politik, dan perubahan struktur birokarsi pemerintahan Jakarta (Kotapradja). (2) Presiden Soekarno memiliki kuasa dalam menentukan pembangunan kota Jakarta. Hal ini dilakukan karena Jakarta termasuk dalam yuridiksi kekuasan Pemerintah Republik Indonesia. Peranan Soekarno berfokus terhadap perencanaan dan pengambilan keputusan dalam berbagai kebijakan  yang menyangkut terhadap pembangunan di Jakarta periode
1950-1965.  (3)  Hasil  arsitektur  rancangan  Soekarno  sebagian  besar  memiliki filosofi dalam setiap karyanya. Hal ini diperkuat melalui pendiikan arsitektur yang dimiliki Soekarno, dalam setiap karya arsitekturnya seorang Soekarno selalu memadukan unsur arsitektur modern dengan budaya Jawa, seperti konsep  Temu Gelang untuk Stadion Gelora Bung Karno, Lingga Yoni untuk Monumen Nasional, selain  itu Soekarno selalu  menekankan nation,  and character building  disetiap desain bangunan nya seperti desain Hotel Indonesia dan Masjid Istiqlal.

Kata kunci : Peran Tokoh, Pembangunan Kota