Tujuan penelitian ini adalah: (1) Mengetahui aktivitas ruang proses urbanisasi pariwisata kawasan perdesaan di Kecamatan Tawangmangu, (2) Mengetahui tipe gentrifikasi sebagai bentuk urbanisasi pariwisata kawasan perdesaan di Kecamatan Tawangmangu, dan (3) Mengetahui dampak dimensi spasial dan sosial akibat urbanisasi pariwisata kawasan perdesaan di Kecamatan Tawangmangu. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, mengkaji fenomena Urbanisasi Pariwisata Kawasan Perdesaan studi kasus di Kecamatan Tawangmangu menggunakan teori Planetary Urbanization momen Extended Urbanization. Subjek penelitian ini berupa objek fisik pariwisata yang merepresentasikan Post-Fordism dan Postmodernism; dan masyarakat yang terlibat yang terlibat serta terdampak adanya urbanisasi pariwisata. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Validitas data menggunakan metode triangulasi ‘teknik dan sumber. Analisis data dilakukan dengan analisis kualitatif interaktif dan analisis deskripsi kualitatif menggunakan bentuk analisis spiral yang dimodifikasi.
Hasil penelitian ini adalah: (1) Kecamatan Tawangmangu merupakan kawasan perdesaan dan menjadi ruang perkotaan jika dilihat dengan pendekatan Planetary Urbanization ‘aktifitas momen Extended Urbanization’. (2) Tipe Gentrifikasi yang ada di Kecamatan Tawangmangu sama dengan yang ada di Honghe Hani Rice Terraces World Heritage Site, China “Gentrifier-led gentrification, Stated-Led Gentrification, dan Self-Gentrification”, tapi dalam konteks Kecamatan Tawangmangu, Indonesia terjadi perbedaan pada proses, dampak mayor, dan  aktor yang terlibat. (3) Dampak yang timbul dari urbanisasi pariwisata berupa rasa aman dan nyaman yang salah ‘false sense security’. Masyarakat dibuat tenang dengan penambahan ekonomi tapi dihadapkan pada kemunduran lingkungan.

Kata    kunci:    Extended    Urbanization,    Planetary    Urbanization,    Tourism
Urbanization, Produksi Ruang, Kawasan Perdesaan, Degradasi Lingkungan