×
Sebuah kota dituntut untuk melakukan kegiatan pemasaran dan branding agar sebuah kota mampu memposisikan diri sebagai kota yang unik melalui identitas kota. Identitas kota dibentuk sebagai ciri khas yang membedakan satu kota dengan yang lainnya melalui city branding. Pemerintah Kota Magelang melalui kegiatan city branding, berusaha untuk membranding kotanya sebagai Kota Sejuta Bunga. Untuk mengimplementasikan branding tersebut, dibuatlah strategi komunikasi agar pesan branding tersebut dapat diterima oleh masyarakat.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi komunikasi city branding yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Magelang dalam membentuk identitas kota sebagai Kota Sejuta Bunga. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori city branding Kavaratzis yang menyatakan bahwa city branding dilakukan melalui komunikasi primer, komunikasi sekunder dan komunikasi tersier.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode studi kasus dan pengumpulan data dilakukan dengan dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses city branding yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Magelang sudah sesuai dengan teori city branding menurut Kavaratzis. Hal ini dapat dilihat melalui pemenuhan aspek komunikasi primer, komunikasi sekunder dan komunikasi tersier yang sudah dilakukan melalui pembangunan fisik, peningkatan ekonomi dan juga kegiatan sosial budaya.
Pada penelitian ini ditemukan bahwa fokus branding sebagai Kota Sejuta Bunga tidak terlaksana secara konsisten karena Pemerintah Kota Magelang membuat fokus baru untuk mempromosikan puncak tahun wisata dengan menghias seluruh fisik kota dengan atribut puncak tahun wisata seperti logo dan slogan "Ayo ke Magelang" di tahun 2015 dan "Moncer Serius" di tahun 2020 dan tidak mencantumkan atribut branding “Magelang Kota Sejuta Bunga”.
Kata Kunci: branding, strategi komunikasi, city branding.