×
Persentase lanjut usia (lansia) di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Rasio ketergantungan lansia terhadap penduduk usia produktif terus mengalami peningkatan, sementara dukungan terhadap lansia mengalami penurunan. Kondisi tersebut rentan membuat lansia memiliki konsep diri negatif yang ditunjukkan dengan perasaan kesepian dan tidak bersemangat dalam menjalani hidup. Salah satu panti jompo di kota Surakarta, griya Bahagia PMI memiliki motto untuk lebih memanusiakan manusia yang kurang termanusiakan, dalam hal ini adalah lansia yang terlantar. Nama “Bahagia” diambil agar Griya Bahagia dapat membahagiakan para lansia yang tinggal di griya. Upaya membahagiakan lansia dilakukan perawat melalui komunikasi persuasif, yakni dengan memberikan semangat agar lansia memiliki konsep diri yang lebih positif. Untuk lebih menjelaskan proses tersebut, penulis menggunakan teori penilaian sosial dari Muzafer Sherif.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses komunikasi, gaya komunikasi, pesan persuasif, serta faktor pendukung dan penghambat dalam komunikasi persuasif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi sedangkan sampel diambil melalui metode purposive sampling. Terdapat 5 orang perawat dan 5 orang lansia yang diwawancara dalam penelitian ini. Dalam menganalisis data, penulis menggunakan analisis interaksi Miles dan Huberman dengan tahapan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Pengujian validitas data dilakukan dengan menggunakan triangulasi sumber.
Kesimpulan dari penelitian ini: (1). Sebelum memberikan persuasi pada lansia, perawat membangun keakraban melalui keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap positif, dan kesetaraan. (2). Gaya komunikasi perawat, baik melalui pesan verbal maupun non verbal beperan penting dalam membangun komunikasi persuasif yang efektif. (3). Pesan persuasif disampaikan secara rasional dan emosional, disesuaikan dengan keluhan lansia. (4). Faktor pendukung komunikasi persuasif di antaranya adalah kredibilitas perawat, jenis pesan, dan lingkungan yang mendukung, sedangkan faktor penghambatnya adalah penurunan kondisi fisik (hambatan teknis) dan sifat keras kepala lansia (hambatan perilaku).
Kata Kunci: Komunikasi Persuasif, Perawat, Konsep Diri, Lansia