Studi ini meneliti tentang pendidikan moral yang dapat ditumbuhkan dalam diri seseorang terutama dalam perkembangan anak melalui sebuah komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui praktik pendidikan moral dalam komunitas Solo Mengajar di Kota Surakarta. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini menggunakan sumber data primer sebanyak 8 relawan dan 4 anak. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Validitas data menggunakan triangulasi. Komunitas Solo Mengajar yang dilakukan oleh para relawan sebanyak 59 orang dan anak-anak sebanyak 111 orang yang tersebar di 9 titik pengajaran di Kota Surakarta. Kegiatan yang ada di Solo Mengajar mulai dari perekrutan relawan, training, kegiatan reguler dan non reguler. Relawan Solo Mengajar berasal dari mahasiswa dan masyarakat sekitar Solo Raya.  unsur-unsur pendidikan moral Emile Durkheim yaitu semangat disiplin, keterikatan antar kelompok dan otonomi penentuan nasib sendiri (kehendak) dalam komunitas Solo Mengajar. Semangat disiplin dalam komunitas ini dapat dilihat dari proses pengajaran dan aturan-aturan yang diterapkan pada saat pengajaran berlangsung. Keterikatan antar kelompok komunitas solo mengajar dimulai dengan menjalin keterikatan antar volunteer melalui pertemuan-pertemuan yang dilakukan. Menyatukan kedekatan antar relawan ini yang kemudian memudahkan mereka mengadakan berbagai kegiatan yang bervariasi untuk mengikat anak-anak di lingkungan pengajaran. Sedangkan dalam penentuan nasib sendiri atau kehendak dalam komunitas ini diperoleh dari pemahaman para relawan mengenal karakteristik anak dan lingkungan sekitar mereka serta permasalahan-permasalahan yang terjadi pada saat pengajaran berlangsung. Sehingga mereka dapat menentukan tindakan atau kegiatan apa yang akan mereka lakukan pada waktu pengajaran.

Kata kunci: Komunitas, Pendidikan Moral