Lahan pertanian di Indonesia telah banyak mengalami degradasi yang disebabkan karena penggunaan pupuk kimia yang berlebihan. Salah satu cara penanggulangannya yaitu dengan pengaplikasian pupuk hayati. Pupuk hayati memaksimalkan peran bahan pembawa melalui uji kombinasi komposisi bahan pembawa dalam mempertahankan viabilitas bakteri yang diinokulasikan berdasarkan standar baku mutu Permentan N0.70 Tahun 2011 Tentang Pupuk Organik, Pupuk Hayati dan Pembenah Tanah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui komposisi bahan pembawa yang baik dan pengaruh berbagai komposisi bahan pembawa terhadap viabilitas inokulum bakteri Rhizobium sp I3 dan Agrobacterium sp I20 sebagai carrier pupuk hayati. Rancangan penelitian ini adalah Rancangan Faktorial dengan Rancangan Dasar Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari dua factor yaitu a) Bahan Pembawa (M) : 100% Gambut (M1), 75% Gambut+ 25% Limbah Mocaf + 70g Tepung Gandum kg-1  carrier (M2), 75% Gambut + 25% Limbah Mocaf + (35g Tepung Gandum + 35gLempung) kg-1  carrier) (M3) ; b) Inokulum bakteri (R) : tanpa bakteri (R0), Rhizobium sp I3 (R1), Agrobacterium sp I20 (R2). Terdapat 9 kombinasi perlakuan  dan  dilakukan  ulangan  sebanyak  3  kali sehingga diperoleh  27  satuan percobaan. Hasil penelitian menunjukkan total bakteri Rhizobium sp I3 dan Agrobacterium sp I20 berpengaruh nyata terhadap perlakuan. Bahan pembawa perlakuan M1 (100% Gambut) merupakan komposisi bahan pembawa yang paling baik. Hal tersebut disebabkan karena pada perlakuan tersebut terdapat jumlah bakteri tertinggi pada masing-masing perlakuan bakteri, sebesar 156.1013 CFU/g untuk perlakuan inoculum bakteri Rhizobium sp I3 dan 207.1012 CFU/g untuk perlakuan inoculum bakteri Agrobacterium sp I20.