Bahasa Jawa merupakan bahasa yang memiliki penutur terbanyak diIndonesia. Selain penuturnya yang lebih banyak daripada penutur bahasa Indonesia,Bahasa Jawa juga telah banyak terekam keberadaannya mulai dari bahasa tulishingga bahasa tutur. Penelitian dengan objek bahasa Jawa juga telah banyakdilakukan oleh banyak pihak. Sehingga secara kuantitatif bahasa Jawa masukkategori bahasa daerah yang tergolong aman, karena memiliki banyak penutur sertaliteratur. Namun faktanya tidak sedikit anak-anak penutur Jawa yang tak lagi mahirberbahasa Jawa, meskipun tinggal di salah satu pusat peradabannya.Kami menggunakan metode observasi dan wawancara untukmengumpulkan data serta informasi di lapangan. Kami melakukan observasiterhadap keseharian masyarakat di Kelurahan Baluwarti, Kecamatan Pasar Kliwon,Kota Surakarta. Kegiatan formal maupun non-formal menjadi target observasikami. Kami mewawancarai dua narasumber warga Baluwarti yang memilikiperbedaan sikap terhadap menurunnya kemampuan Bahasa Jawa di Baluwarti.Baluwarti sendiri merupakan komplek perkampungan yang dihuni oleh para abdidalem dan kerabat Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Secara geografis danhistoris, kampung ini berada di dalam salah satu pusat peradaban Jawa. Duanarasumber ahli juga kami wawancarai untuk memberikan perspektif yang lebihluas sekaligus kredibel.Film ini mengangkat keadaan terkini bahasa Jawa khususnya di masyarakatBaluwarti. Meskipun memiliki penutur terbanyak dan berada di pusat peradaban,Bahasa Jawa di Baluwarti juga mengalami kemunduran. Kenyataan inidisampaikan oleh kedua narasumber warga Baluwarti. Dari observasi, kami jugamendapatkan fakta yang sama, yaitu kemunduran penggunaan Bahasa Jawa bahkanhingga pergeseran bahasa ibu dari Bahasa Jawa menjadi Bahasa Indonesia.Kata Kunci : bahasa daerah, bahasa ibu, kepunahan bahasa, bahasa jawa