×
Social distancing merupakan salah satu upaya mengurangi penularan virus COVID-19 dengan mengurangi interaksi antar orang. Namun dalam pelaksanaannya, masih terdapat pelanggaran di masyarakat. Salah satunya pada masyarakat Desa Bulungcangkring, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus, yang merupakan masyarakat Jawa. Masyarakat Jawa dikenal dengan tradisi-tradisinya yang membutuhkan ‘ruang’ sosial. Untuk mengungkap realita tersebut, maka peneliti mencoba mendeskripsikan perilaku masyarakat desa Bulungcangkring dalam menghadapi pandemi serta menjelaskan bagaimana proses terbentuknya konstruksi sosial terkait himbauan social distancing. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Peneliti mengumpulkan data menggunakan observasi tidak berpartisipasi, wawancara, dan dokumentasi. Uji validitas data dilakukan dengan metode triangulasi sumber dan metode. Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan model analisis interaktif yang terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Teori konstruksi sosial oleh Peter Berger dipilih untuk menjelaskan proses terbentuknya konstruksi sosial masyarakat Jawa terkait himbauan social distancing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku masyarakat dalam menghadapi pandemi bergantung pada bagaimana mereka memaknai penyakit COVID-19. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terbentuknya konstruksi sosial masyarakat desa Bulungcangkring terkait himbauan social distancing cenderung negatif.
Kata Kunci: COVID-19, Konstruksi Sosial, Masyarakat Jawa, Social Distancing