Penulis Utama | : | Alfian Rabani |
NIM / NIP | : | B0415010 |
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran mengenai: 1) Sejarah pembangunan Irigasi Bapang; 2) Manajemen Irigasi Bapang di Kecamatan Plupuh tahun 1992-2018; 3) Pengaruh sistem Irigasi Bapang terhadap perubahan sosial ekonomi petani di Kecamatan Plupuh tahun 1992-2018.
Penelitian ini menggunakan metode sejarah yang meliputi heuristik yaitu pengumpulan data baik yang tertulis maupun lisan, kritik sumber yaitu menyeleksi data yang telah diperoleh, interprestasi terhadap data yang telah melalui uji kritik dan historiografi yang dituangkan dalam bentuk yang berupa penulisan bersifat deskriptif kualitatif. Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan studi dokumen, wawancara, dan studi pustaka. Studi dokumen sebagai bukti untuk suatu pengujian, studi wawancara untuk memperkaya data- data yang telah diperoleh dari dokumen.
Berdasarkan analisis terhadap sumber-sumber data yang telah terkumpul, dapat disimpulakan bahwa pada tahun 1970, pemerintah membangun sarana irigasi untuk meningkatkan kesejahteraan petani di Kecamatan Plupuh. Dimulai pada tahun 1992, sumber pengairan untuk lahan-lahan pertanian di Kecamatan Plupuh berasal dari jaringan Irigasi Bapang. Pengelolaan jaringan Irigasi Bapang merupakan wewenang DPU Pengairan Kabupaten Sragen, dengan lembaga P3A yang masih sederhana. Pada tahun 2005, terjadi perpindahan wewenang dalam pengelolaan Irigasi Bapang, dari DPU Pengairan Kabupaten Sragen diserahkan kepada Balai PSDA di tingkat Provinsi. Di bawah pengelolaan Balai PSDA, mulai dibentuk lembaga P3A yang resmi berbadan hukum, dikarenakan ketersediaan air irigasi mulai terbatas. Pembangunan Irigasi Bapang akhirnya mampu merubah pola tanam pertanian yang sebelumnya hanya mengalami dua kali masa tanam menjadi tiga kali masa tanam dalam satu tahun. Dampak pembangunan Irigasi Bapang telah berpengaruh terhadap kehidupan sosial dan ekonomi petani di Kecamatan Plupuh. Pengaruhnya terlihat pada perubahan daya beli masyarakat yang semakin tinggi dan perubahan sosial yang terlihat dari munculnya kelembagaan petani. Namun pada tahun 2018 organisasi petani tersebut mengalami kevakuman, dikarenakan pada saat musim kemarau ketersediaan air irigasi tidak mencukupi kebutuhan pertanian di beberapa daerah.
Kata kunci: Irigasi Bapang, Kecamatan Plupuh, Petani.