Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu Bagaimana profil pemandu wisata di Balai Konservasi Borobudur dan kendala apa saja yang sering dihadapi saat memandu wisatawan, bagaimana tingkat kepuasan wisatawan terhadap pelayanan pemandu wisata, dan bagaimana upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan pemandu wisata di Balai Konservasi Borobudur.

Metode yang digunakan dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah metode deskriptif kualitatif. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu observasi lapangan di Balai Konservasi Borobudur, wawancara, studi dokumen, studi pustaka sebagai tambahan informasi dan ilmu dari sumber yang berbeda, dan menyebarkan kuesioner online dengan menggunakan google form.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah pemandu wisata di Balai Konservasi Borobudur masih terbatas dengan jumlah 4 staf. Hasil dari kuesioner tentang kepuasan wisatawan terhadap pelayanan pemandu wisata di Balai Konservasi Borobudur yang diambil dari 9 faktor (kesopanan pendamping, keramahan pendamping, penampilan pendamping, pelayanan petugas di lapangan selain pendamping, kondisi fasilitas atau sarpras di Candi Borobudur dan Balai Konservasi Borobudur, Informasi aturan atau tata tertib selama kunjungan, materi yang disampaikan pendamping, kenyamanan selama kunjungan, pelayanan yang diberikan pendamping) menunjukkan jawaban mayoritas responden adalah baik dan cukup. Disamping itu beberapa kendala yang dihadapi yaitu kurangnya penguasaan bahasa asing dan kurangnya penguasaan materi. Adapun upaya dalam meningkatkan  kualitas  pelayanan  pemandu  wisata  dengan  beberapa  workshop yang diselenggarakan agar menjadi sangat baik.

Kesimpulan dari penelitian ini dalam kepuasan wisatawan, mayoritas 90% responden memilih baik dan cukup dalam melayani wisatawan. Sedangkan pihak Balai Konservasi Borobudur sudah berupaya dalam meningkatkan kualitas pelayanan agar wisatawan merasa puas dengan menyelenggarakan beberapa program yaitu workshop pemandu warisan budaya dunia Borobudur, pelatihan pemandu wisata bagi anak-anak, workshop pramuwisata Candi Borobudur, Candi Mendut, dan Candi Pawon, pembekalan peserta magang dalam kepemanduan, dan Balai Konservasi Borobudur bekerja sama dengan lembaga swadaya masyarakat IIWC (Indonesia International Work Camp). Adapun beberapa kendala yang dihadapi pemandu wisata yaitu kurangnya penguasaan bahasa asing dan penguasaan materi.

Kata kunci : Upaya, Peningkatan Pelayanan, Pemandu Wisata, Balai Konservasi
Borobudur