×
Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan pelaksanaan pelatihan dan
pengembangan karyawan di Pt. Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari
Flour Mills Surabaya. Pendekatan yang digunakan deskriptif kualitatif. Dalam
penelitian ini data primer yang diperoleh dengan metode wawancara dan
observasi, sedangkan untuk data sekunder dengan metode penelitian kepustakaan
dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pelatihan dan
pengembangan terhadap karyawan mampu memberi perubahan-perubahan pada
diri individu atau tim yang telah mengikuti pelatihan dan pengembangan sehingga
dapat memberikan kontribusi langsung ditempat kerja. Hal tersebut dapat dilihat
dari hasil evaluasi setelah mengikuti program pelatihan dan pengembangan.
Metode pengumpulan data diperoleh dengan cara observasi langsung proses
training di PT. Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari Flour Mills
Surabaya, wawancara dengan kepala bagian Training Management dan
mempelajari buku, serta arsip-arsip laporan perusahaan. Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif yaitu dengan menyusun data-data yang sudah
terkumpul, kemudian membuat klasifikasi untuk mengetahui bagaimana pelatihan
dilaksanakan di PT. Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari Flour Mills
Surabaya.
Hasil yang diperoleh dari penelitian yaitu Pelatihan dan Pengembangan
karyawan adalah suatu metode yang digunakan untuk meningkatkan kinerja
karyawan dapat meningkat dari sebelumnya. Pelatihan dan Pengembangan ini
memberikan pengetahuan, motivasi dan meningkatkan kemampuan karyawan
baik dalam pekerjaan maupun dalam kehidupan sehari-hari. Program ini dapat
dilakukan pada saat karyawan bekerja maupun di luar pekerjaan.
Hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan program ini juga beragam yaitu
kurangnya keketatan proses pelatihan sehingga peserta pelatihan seringkali masih
mendapat telefon diluar kegiatan pelatihan menyebabkan kurang maksimal nya
proses pelatihan yang diadakan.
Solusi yang dilakukan PT.Indofood Sukses Makmur Tbk Bogasari Flour
Mills Surabaya untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut yaitu karyawan
yang mendapat nilai pre-test dibawah standar harus mengikuti test perbaikan.
Peserta pelatihan tidak boleh meninggalkan lokasi sebelum waktunya, minimal
hanya bisa komunikasi melalui sambungan telefon yang tersambung ke ruang
pelatihan.