×
Pisang (Musa spp.) sebagai komoditas buah dengan angka produksi paling tinggi di Indonesia mengalami penurunan produksi pada 2010. Layu fusarium merupakan salah satu penyakit utama pada pertanaman pisang yang disebabkan oleh Fusarium oxysporum f.sp. cubense (Foc). Foc merupakan patogen tular tanah yang dapat bertahan lama tanpa inang. Pengendalian hayati menjadi alternatif pengendalian patogen tular tanah yang ramah lingkungan dan dapat mengurangi dampak buruk yang disebabkan fungisida sintetik. Beberapa bakteri antagonis dilaporkan berperan sebagai agens pengendalian hayati patogen tular tanah termasuk Azotobacter, Streptomyces, dan Bacillus. Agens pengendalian hayati memiliki peran ganda selain dapat menekan perkembangan penyakit juga mampu memacu pertumbuhan tanaman. Beberapa indikator keberhasilan bakteri sebagai agens pengendalian hayati dalam mengendalikan patogen dengan mengetahui pengaruhnya terhadap patogen tersebut secara in vitro maupun in planta. Penelitian ini bertujuan mengkaji potensi Azotobacter, Streptomyces, dan Bacillus sebagai agens pengendalian hayati untuk menghambat pertumuhan Foc secara in vitro maupun in planta.
Penelitian ini dilaksanakan Februari hingga Mei 2019 di Unit Pelayanan Terpadu Laboratorium Terpadu Universitas Sebelas Maret Surakarta. Metode penelitian disusun dengan rancangan acak lengkap. Isolat Azotobacter A01 asal rizosfer alang-alang, Streptomyces S01 asal rizosfer tebu, dan Bacillus B16 asal endofit pisang diuji secara in vitro dan in planta dengan masing-masing diulang sebanyak 3 kali. Persentase penghambatan dihitung berdasarkan zona bening yang terbentuk pada media biakan. Intensitas penyakit dihitung per unit perlakuan dihitung berdasarkan skoring layu daun pisang. Laju infeksi, luas bawah kurva perkembangan penyakit (LBKPP) dan efektivitas pengendalian penyakit (EPP) dihitung berdasarkan pengamatan intensitas penyakit setiap minggu. Pengamatan pemacuan pertumbuhan tanaman meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, berat basah tanaman dan berat akar dihitung pada 8 minggu setelah inokulasi (MSI).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa isolat Streptomyces S01 memiliki kemampuan penghambatan terbaik terhadap Foc secara in vitro dengan daya hambat sebesar 93,72%. Aplikasi inokulasi Azotobacter A01, Streptomyces S01, dan Bacillus B16 baik secara tunggal maupun kombinasi tidak berpengaruh terhadap penekanan infeksi Foc pada bibit pisang. Aplikasi Azotobacter A01 tunggal mampu memacu pertumbuhan tinggi bibit pisang terinfeksi Foc.