Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan analitis. Lokasi penelitian berada di Kabupaten Sukoharjo dengan dipilih Kecamatan Polokarto dan Kecamatan Bulu sebagai wilayah sampel. Responden dalam penelitian ini sebanyak 100 orang pelaku usahatani kacang tanah dengan metode Cluster Random Sampling dan teknik penentuan sampel dengan metode Accidental Sampling. Analisis data yang digunakan adalah (1) analisis biaya, penerimaan dan pendapatan, (2) analisis R/C ratio, dan (3) analisis resiko usahatani.
Hasil penelitian menunjukkan usahatani kacang tanah di Kabupaten Sukoharjo umumnya ditanam satu hingga dua kali dalam satu tahun oleh pelaku usahatani sebagai usaha tambahan. Pola tanam padi-kacang tanah-jagung atau padi- kacang tanah-kacang tanah. Benih yang digunakan oleh pelaku usahatani dengan varietas kancil dengan kebutuhan benih 89 kg per ha. Pelaku usahatani umumnya memiliki luas lahan usahatani (UT) 0,12 Ha. Biaya rata-rata yang dikeluarkan petani pada usahatani kacang tanah dengan rata-rata luas lahan 0,12 Ha yaitu sebesar Rp 1.093.717 per UT/MT atau Rp 9.160.109 per Ha/MT. Rata-rata penerimaan total yang diterima oleh petani sebesar Rp 1.331.200 per UT/MT atau sebesar Rp 10.989.950 per Ha/MT. Pendapatan rata-rata yang diperoleh oleh petani sebesar Rp 218.483 per UT/MT atau Rp 1.829.841 per Ha/MT. Efisiensi usahatani kacang tanah adalah 1,20. Hal ini mengindikasikan bahwa usahatani kacang tanah yang dilakukan oleh petani sudah efisien. Koefisiensi variasi (CV) sebesar 0,43 dan batas bawah pendapatan (L) sebesar Rp 31.075,97. Berarti usahatani kacang tanah memiliki kemungkinan risiko dengan tingkat kerugian sebesar Rp -31.075,97 per UT/MT.