×
Eceng gondok merupakan tumbuhan perairan yang dapat tumbuh dengan cepat karena berkembang biak secara vegetatif maupun generatif. Keberadaan Eceng gondok yang menutupi daerah perairan menjadi penyebab tanaman ini dianggap sebagai gulma air, disisi lain Eceng gondok merupakan tumbuhan yang berpotensi untuk dijadikan kompos. Proses pengomposan eceng gondok secara alami memerlukan waktu yang lama, sehingga diperlukan perlakuan tambahan untuk mempercepat pengomposan. Pemberian kompos pada tanaman diharapkan mampu meningkatkan hasil, termasuk pada budidaya pakcoy yang diuji coba pada penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dekomposer dan frekuensi pengadukan yang tepat pada pengomposan eceng gondok serta mengetahui perbandingan campuran media tanam (kompos Eceng gondok terbaik dan tanah) yang tepat untuk meningkatkan hasil panen pakcoy. Penelitian ini dilakukan dalam 2 tahap. Tahap pertama yaitu pengomposan dilakukan di Mojosongo, Surakarta dan tahap kedua penanaman pakcoy dilakukan di rumah kaca B Fakultas Pertanian UNS. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara frekuensi pengadukan dan dekomposer terhadap berat akhir kompos, dimana penyusutan kompos terkecil terjadi pada perlakuan tanpa pengadukan dan dekomposer EM4 (P0D1) yaitu 41,2 %, tetapi berdasarkan kandungan kimia, perlakuan pengadukan satu kali dalam seminggu dan dekomposer stardec (P1D3) menghasilkan kompos dengan kandungan kimia paling mendekti SNI kompos. Komposisi media yang menunjukkan hasil paling efektif pada parameter tinggi tanaman, berat basah, dan berat kering tajuk tanaman pada penelitian tahap 2 (uji kompos pada pakcoy) yaitu media tanah 50 % : kompos eceng gondok 50 % (M2).