×
ABSTRAK Film sebagai keluaran akhir dari praktek kebudayaan media dapat dipahami sebagai sebuah produksi makna. Film merepresentasikan gagasan dan realitas tertentu melalui jalinan visual, audio dan narasi yang dihadirkan ke hadapan penonton. Film memanfaatkan kekuatan dari gambar dan bahasa. Bahasa sendiri sudah merupakan alat yang sedemikian kuatnya dalam mempengaruhi manusia, dan apabila bahasa itu dilengkapi dengan ilustrasi visual yang menurut pepatah tua dapat mengucapkan ribuan kata. Film juga berfungsi sebagai media pembawa pesan dari komunikator, yaitu pembuat film kepada khalayak penontonnya. Pesan dalam film terkandung dalam simbol-simbol yang hadir dalam setiap adegannya. Film "Fitna" merupakan film dokumenter yang menampilkan beberapa surat dari Al-Quran yang seakan-akan menjadi alasan terjadinya kejadian-kejadian yang digambarkan dalam rekaman video dan potongan gambar. Komunikator ingin menunjukkan bagaimana ayat-ayat Al-Quran digunakan oleh umat Muslim saat ini sebagai dasar pembenar perilaku kekerasan dan anti-demokrasi yang sering terjadi belakangan ini. Film ini menjadi kontroversi karena mengundang banyak perhatian dari masyarakat dunia, khususnya umat Islam. "Fitna" dianggap telah menghina agama Islam dan kitab suci Al-Quran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa makna simbol dan pesan serta fakta apa yang dilakukan Barat mempropaganda Islam dalam film "Fitna". Analisa data dalam penelitian ini menggunakan kaidah tafsir semiologi komunikasi Andrik Purwasito yang tertuang dalam buku Message Studies (2003), yang pada intinya merupakan alat uji tanda-tanda dalam pesan diangkat dari motiv komunikator. Hasil analisa penelitian ini dapat diketahui bahwa Saran dari penelitian ini adalah kaum Muslimin wajib meresponnya tetapi tidak secara reaktif emosional yang anarkis diluar batas koridor hukum, kemanusiaan, dan citra Islam yang damai, dan diperlukan perhatian yang luas terhadap fakta-fakta yang terkandung dalam ajaran Islam secara utuh. salah satu tujuan utama propaganda anti Islam yang dilakukan pihak Barat adalah menebarkan gejolak Islamophobia di kalangan masyarakat luas. Praktek-praktek kekerasan yang dilakukan sekelompok kecil umat Muslim dengan membawa simbol-simbol agama Islam telah dimanfaatkan oleh orang-orang Barat dengan memanfaatkan media massa sebagai alat utama dalam memegang tampuk wacana peradaban, sehingga Islam terus menerus dipojokkan oleh publik. Media-media massa Barat berusaha memperingatkan bahwa Islam tengah berkembang pesat, dan tak lama lagi Islam juga akan mencengkeram Eropa dan Amerika, bahkan dunia.