Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui atribut mutu serabi, mengidentifikasi kebutuhan teknis, dan merekomendasikan usulan perbaikan yang dapat dilakukan perusahaan untuk meningkatkan daya saing produk. Pengembangan produk serabi dilakukan menggunakan kombinasi metode Kano dan Quality Function Deployment (QFD). Penelitian ini dimulai dengan mengidentifikasi atribut mutu produk serabi yang kemudian dikategorikan dengan metode Kano. Tahapan selanjutnya menghitung tingkat kepentingan konsumen, mengukur tingkat kinerja produk, mengidentifikasi kebutuhan teknis, menentukan hubungan antara kebutuhan teknis, menentukan arah perbaikan, menentukan  hubungan  kebutuhan  konsumen  dengan  kebutuhan  teknis,  menentukan target, mengukur kepentingan absolute, dan menyusun House of Quality. Berdasarkan diagram Kano terdapat 4 atribut yang tergolong kategori attractive dan 4 atribut yang tergolong one dimensional, yang memerlukan peningkatan. Usulan perbaikan yang dapat dilakukan pihak UKM untuk memperbaiki produk adalah sebagai berikut: kadar gula sebanyak 76%; komposisi tepung sebanyak 100 gr, gula 25 gr, garam 4 gr, dan air 200 ml; pengadukan manual dan perlahan selama 20 menit; tepung protein sedang (9-11%); mendiamkan adonan selama 12 jam; menggunakan santan instan; santan dituangkan di atas  adonan;  wajan  ditutup  selama  proses  pemasakan;  mencampurkan  bahan  kering dahulu kemudian bahan basah; santan dipasteurisasi; pemasakan selama 5 menit; matcha greentea sebagai alternatif pengawet; biaya produksi ±Rp.1,050; bentuk kemasan disesuaikan ukuran dan jumlah produk; informasi kemasan sesuai BPOM; bahan kertas karton yang lebih tebal dan dilapisi plastik minyak; serta desain kemasan yang unik, inovatif, dan menjadi ciri khas, serta merubah warna dan huruf.

Kata kunci: Kano Model, Quality Function Deployment, Serabi, Mutu Produk