Pemanfaatan beton dalam dunia konstruksi mengalami perkembangan yang sangat pesat. Tuntutan hasil kerja konstruksi yang bagus memunculkan inovasi-inovasi baru yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kendala yang terjadi. Penerapan inovasi yang sesuai dengan pedoman pembuatan beton bertujuan untuk mencapai standar tertinggi kualitas mutu beton. Beton mutu tinggi memerlukan bahan ikat (semen) dalam komposisi campurannya. Hal tersebut memicu adanya eksploitasi industri semen yang juga meningkat dan membawa dampak buruk bagi lingkungan. Permasalahan tersebut menunjukkan perlu adanya inovasi mengenai bahan pengganti semen pada beton mutu tinggi. 

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji apakah penambahan bahan metakaolin sebesar 12,5% dan variasi fly ash memenuhi syarat sebagai beton HSSCC dan bagaimana pengaruh penambahan bahan tersebut terhadap kuat kejut dan crack initiation beton pada umur 28 hari. Kadar fly ash yang digunakan yaitu 0%, 7,5%, 12,5%, dan 17,5%. Digunakan pula SP dengan kadar 1,5% guna menjaga workability adukan beton. Benda uji berupa silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 6 cm serta kuat tekan rencana di atas fc’ = 41,4 MPa. Pengujian yang dilakukan pada penelitian ini meliputi kuat kejut dan crack initiation beton dengan metode Drop Weight Test dan menggunakan beban silinder baja dengan massa 5 kg.

Hasil penelitian menunjukkan nilai kuat kejut beton metakaolin fly ash dengan kadar 0%, 7,5%, 12,5%, dan 17,5% saat crack initiation berturut-turut 6.724,755 Joule, 11.050,965 Joule, 11.624,85 Joule, dan 8.372,835 Joule. Nilai kuat kejut beton metakaolin fly ash dengan kadar 0%, 7,5%, 12,5%, dan 17,5% saat runtuh total berturut-turut 6.813,045 Joule, 11.153,97 Joule, 11.698,425 Joule, dan 8.505,27 Joule. 

Kata Kunci : Beton mutu tinggi memadat mandiri, crack initiation, fly ash, kuat kejut, metakaolin.