×
Benih merupakan kebutuhan vital bagi petani termasuk petani Desa Lawu dimana penggunaan benih bersertifikat yang berkualitas tinggi akan mampu mengoptimalkan hasil produksi. Namun, permasalahan yang muncul adalah terbatasnya stok benih bersertifikat di Kebun Benih Padi Lawu yang merupakan salah satu produsen benih bersertifikat di Kabupaten Sukoharjo. Di sisi lain, petani Desa Lawu juga merniliki kebutuhan akan informasi dalam usaha tani serta jaminan pemasaran hasil produksi. Sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut, Kebun Benih Padi Lawu Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo menjalin kemitraan dengan petani Desa Lawu. Suatu hal yang unik bahwa kemitraan yang terjalin antara Kebun Benih Padi Lawu dengan petani Desa Lawu Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo belum memiliki surat perjanjian kerjasama tertulis yang mengikat dan berbadan hukum. Kemitraan yang telah terjalin selama beberapa tahun ternyata hanya didasarkan pada azas kepercayaan. Penelitian mengenai kemitraan Kebun Benih Padi dengan petani belum banyak dilakukan. Dalam upaya menambah khasanah keilmuan, Studi tentang Kemitraan Kebun Benih Padi Lawu dengan Petani Desa Lawu Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo dengan pendekatan kualitatif penting untuk dilakukan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap kemitraan yang terjalin antara Kebun Benih Padi Lawu dengan petani Desa Lawu Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Metode analisis yang digunakan adalah analisis kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, analisis dokumen, dan review informan. Penentuan informan secara purposive dengan teknik snowball sampling. Validitas data yang digunakan adalah validitas sumber, validitas metode, dan validitas isi.
Realitas di lokasi penelitian menunjukkan bahwa sistem kemitraan yang digunakan menganut pola kemitraan Kerjasama Operasional Agribisnis (KOA). Kendala yang dihadapi dalam kemitraan ini adalah terbatasnya sumber daya manusia dari Kebun Benih Padi Lawu, serangan hama wereng dan teknik seleksi. Dari data penelitian, peneliti menduga ada dua golongan petani mitra yaitu petani golongan A dan petani golongan B. Terdapat perbedaan yang nyata pada kedua golongan tersebut dalam arah tujuan bermitra, perilaku bermitra dan cara mengatasi permasalahan dalam usahatani. Kemitraan Kebun Benih Padi Lawu dengan petani Desa Lawu telah berjalan sejak Tahun 2008. Data di lapang menunjukkan bahwa kedekatan wilayah, kedekatan personal dan rasa sungkan memiliki andil pada suksesnya kemitraan antara Kebun Benih Padi Lawu dengan petani Desa Lawu.