Penulis Utama | : | Brigita Cindy Meiliana |
NIM / NIP | : | E0017099 |
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan mengkaji mengenai, pertama implikasi hukum yang ditimbulkan adanya Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 18 / PUU-XVII /2019 terhadap mekanisme eksekusi jaminan objek fidusia. Kedua, strategi kreditur dalam penyelesaian sengketa jika terjadi debitur wanprestasi terhadap perjanjian fidusia setelah adanya Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 18 / PUU-XVII /2019.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian hukum doktrinal atau normatif dengan sifat penelitian preskriptif dan terapan. Pendekatan yang digunakan ialah pendekatan perundang-undangan dan konseptual dengan menggunakan sumber penelitian berupa bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. Teknik pengumpulan bahan hukum menggunakan studi kepustakaan dengan analisis deduktif.
Pembahasan penelitian mengenai akibat hukum Putusan Mahkamah Konstitusi No.18/PUU-XVII/2019 ialah kreditur untuk dapat melakukan eksekusi harus adanya unsur klausula kesepakatan wanprestasi dalam perjanjian yang disepakati para pihak dan unsur kerelaan debitur untuk menyerahkan objek jaminan fidusia. Jika debitur keberatan, maka harus memperoleh putusan berkekuatan hukum tetap dengan mengajukan permohonan eksekusi di Pengadilan Negeri.
Implikasi Putusan Mahkamah Konstitusi No.18/PUU-XVII/2019 terhadap mekanisme eksekusi objek jaminan fidusia yakni berkurangnya kekuatan titel eksekutorial sertifikat jaminan fidusia, hapusnya mekanisme parate eksekusi, inefisien penanganan sengketa jaminan fidusia. Terdapat dua sisi Putusan Mahkamah Konstitusi No.18/PUU-XVII/2019 terhadap mekanisme eksekusi jaminan fidusia, Pertama Pasal 15 ayat (2) dan (3) UU No.42/1999 memiliki nilai Konstitusional maka strategi kreditur dalam penyelesaian kredit macet/eksekusi ialah berdasarkan pada Pasal 29 ayat (1) Undang-undang No.42/1999. Kedua jika memiliki nilai Inkonstitusional maka strategi kreditur dalam pelaksanaan eksekusi Sertifikat Jaminan Fidusia ialah atas dasar putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap yaitu Pasal 196 HIR atau Pasal 207RBg.
Kata kunci : Eksekusi Objek Jaminan Fidusia; Implikasi; Putusan Mahkamah
Konstitusi Nomor 18/PUU-XVII/2019.
Penulis Utama | : | Brigita Cindy Meiliana |
Penulis Tambahan | : | - |
NIM / NIP | : | E0017099 |
Tahun | : | 2021 |
Judul | : | Implikasi Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 18 / PUU- XVII / 2019 Terhadap Eksekusi Objek Jaminan Fidusia Dikaitkan Dengan Penafsiran Wanprestasi pada Perjanjian Fidusia |
Edisi | : | |
Imprint | : | Surakarta - Fak. Hukum - 2021 |
Program Studi | : | S-1 Ilmu Hukum |
Kolasi | : | |
Sumber | : | UNS - Fak. Hukum, Jur. Ilmu Hukum - E0017099 - 2021 |
Kata Kunci | : | |
Jenis Dokumen | : | Skripsi |
ISSN | : | |
ISBN | : | |
Link DOI / Jurnal | : | - |
Status | : | Public |
Pembimbing | : |
1. Dr. Arief Suryono, S.H., M.H. |
Penguji | : | |
Catatan Umum | : | validasi bambang |
Fakultas | : | Fak. Hukum |
File | : | Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download. |
---|